Masalah lain yang lebih mendasar menyangkut kepercayaan, terutama dalam ekosistem affiliate marketing. Sistem ini kerap dipromosikan sebagai pendorong kejujuran, padahal ada potensi konflik kepentingan yang sering diabaikan (Forbes, 2024).
Influencer memperoleh komisi dari setiap penjualan. Insentif finansialnya kuat, sehingga ulasan cenderung positif. Objektivitas pun dipertaruhkan. Produk berkualitas rendah tetap bisa viral, bukan karena unggul, melainkan karena komisinya besar.
Karena itu, literasi media jadi penting. Konsumen di era digital perlu mampu memilah ulasan tulus dari promosi berkedok review.
Fenomena ini memang membawa inovasi. Belanja online terasa lebih hidup dan menarik.
Namun di balik layar, ada mekanisme pasar dan strategi psikologi pemasaran yang tidak sederhana.
Kemudahan teknologi perlu diimbangi kewaspadaan. Targetnya tetap sama. Yaitu pengalaman belanja yang aman, cerdas, dan menguntungkan.
***
Referensi:
- Curry, B. (2024, January 17). What is affiliate marketing?. Forbes Advisor. https://www.forbes.com/advisor/investing/affiliate-marketing/
- Jakpat. (2023). Indonesia e-commerce trends 2023. Jakpat. https://jakpat.net/info/indonesia-e-commerce-trends-2023/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI