Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Mengapa Orang Awam Lebih Percaya AI Dibandingkan Para Ahlinya?

13 September 2025   11:00 Diperbarui: 5 September 2025   22:44 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artificial intelligence (kecerdasan buatan) atau AI memudahkan pekerjaan manusia.(SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Kecerdasan buatan ada di mana-mana. Dan ada satu hal yang bikin kita mengernyit. Survei publik menunjukkan pola yang agak aneh (Pew Research Center, 2023).

Orang yang hanya tahu sedikit soal AI cenderung lebih mudah percaya. Sementara para ahli malah lebih hati-hati.

Ironi? Iya. Tapi apakah sesimpel itu saja? Apa ini murni soal kurangnya pengetahuan?

Coba tengok dulu apa yang kita sebut paham. Ada yang paham secara teknis. Mereka mengerti algoritma, data, cara kerja di balik layar.

Ada juga yang paham secara praktis. Mereka mungkin tidak tahu detail teknis. Tapi mereka merasakan manfaatnya.

AI membantu mereka mencari rute saat berkendara. AI memberi rekomendasi lagu yang pas.

Dari sini tumbuh rasa percaya. Bukan karena bodoh, melainkan karena terbukti berguna.Kalau sesuatu membantu hidup sehari-hari. Wajar bila kepercayaan ikut naik.

Faktor harapan dan budaya juga ikut main. Riset global menemukan pola yang cukup jelas. Antusiasme terhadap AI lebih tinggi di negara berkembang (Ipsos, 2023).

Ini berbeda dengan banyak negara maju. Di negara berkembang, teknologi dipandang sebagai jalan cepat menuju kemajuan.

AI jadi simbol peluang. Orang melihatnya sebagai alat untuk menyelesaikan masalah besar.

Di negara maju, kondisinya lain. Banyak orang sudah nyaman. Ada ruang untuk cemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun