Sejarah seringkali ditulis oleh para pemenang. Kisahnya berpusat pada kerajaan besar.
Kerajaan itu membangun candi megah. Ada juga kisah tentang raja perkasa. Mereka menaklukkan banyak sekali negeri. Narasi besar ini berpusat di satu wilayah.
Contohnya adalah wilayah Jawa Timur. Saat itu masa keemasan Singhasari. Juga masa keemasan Kerajaan Majapahit.
Akibatnya, wilayah lain menjadi redup. Mereka seolah kehilangan perannya. Jawa Tengah sering disebut zaman gelap. Itu terjadi setelah Mataram Kuno pindah.
Namun, benarkah sebuah wilayah kosong? Tentu saja tidak benar sama sekali. Mungkin yang terjadi bukanlah kekosongan. Perhatian sejarawan hanya teralihkan.
Di pesisir utara Jawa ada nama. Nama itu menolak untuk lenyap. Nama itu adalah Lasem.
Kisahnya bukan tentang penaklukan. Kisahnya adalah tentang daya tahan. Daya tahan sebuah peradaban maritim. Peradaban itu terus hidup melintasi zaman.
Bukti sahih datang dari penemuan. Ditemukan sebuah bangkai perahu kuno. Lokasinya di Situs Punjulharjo. Situs itu dekat Lasem modern (Liputan 6, 2022).
Penelitian dilakukan Balai Arkeologi. Mereka memakai metode penanggalan karbon.
Perahu itu berasal dari abad ketujuh. Usianya lebih tua dari Borobudur (Jurnal Geoarkeologi UI, 2021).
Teknologi pembuatannya sangat khas Austronesia. Papan kayu disatukan dengan tali ijuk. Ini bukti kemahiran teknologi bahari.