Namun muncul pertanyaan soal kedalaman cerita. Terutama soal penggambaran profesi gowok. Juga tentang posisi perempuan di dalamnya.
Profesi "gowok" itu bukanlah fiksi. Gowok adalah sebuah praktik nyata.
Praktik ini tercatat dalam sejarah Jawa. Salah satunya dalam kitab Serat Centhini (Historia.ID).
Gowok adalah perempuan dewasa yang terhormat. Mereka disewa oleh keluarga priyayi.
Tujuannya mendidik anak laki-laki mereka. Mendidik soal hubungan suami dan istri.
Tujuannya sangat jelas dan mulia. Agar pemuda menjadi suami yang baik. Suami yang mampu memuliakan istrinya (Validnews.id).
Karakter Ratri dalam film menjadi menarik. Konteks sejarah ini membuatnya sangat menarik.
Ia digambarkan bisa membaca dan menulis. Itu adalah gerbang menuju dunia luas.
Namun ia tetap memilih jalan gowok. Sebagian penonton mungkin melihatnya sebuah kegagalan. Seolah pendidikannya menjadi sia-sia. Seolah ia tetap terjebak dalam tradisi.
Akan tetapi, apakah ia benar terjebak? Perspektif lain justru menunjukkan hal sebaliknya.
Mungkin itu bukanlah sebuah jebakan. Mungkin itu adalah sebuah pilihan sadar.