Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Kilau Mispa, Ada Gengsi dan Pengorbanan Haji Bugis

25 Agustus 2025   01:00 Diperbarui: 24 Agustus 2025   21:37 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua jemaah haji asal Makassar saat tiba di Aula Arafah Asrama Haji Sudiang Makassar, Sulsel, Minggu (23/6/2024)(Kompas.com/Darsil Yahya M)

Pakaian glamor terasa seperti hadiah. Bukan lagi cerminan pengorbanan itu.

Ini adalah perayaan pencapaian besar. Mungkin juga perayaan kesuksesan finansial.

Kesuksesan yang memungkinkan perjalanan haji. Maknanya bisa jadi sudah bergeser.

Tradisi ini tidak berdiri sendiri. Ia bagian dari ritual besar.

Ritual itu bernama mappatoppo. Ritual ini disebut "wisuda haji".

Sebuah prosesi penyempurnaan ibadah haji (Detikcom, 2025). Dalam prosesi itu haji dilantik.

Pelantikan dilakukan secara adat. Pro dan kontra tentangnya sering dibahas.

Hal ini menegaskan statusnya tradisi. Bukan bagian dari rukun haji (Tribun Timur, 2025).

Kini, tradisi Mispa hadapi tantangan. Tantangan baru di era modern. Zaman telah berubah sangat cepat. Banyak hajjah muda meninggalkannya.

Mereka memilih busana muslim modern. Misalnya seperti gamis model syar'i. Pakaian ini dianggap lebih praktis. Juga dinilai lebih sederhana.

Sesuai tren busana Islami global. Ini bukan sekadar perubahan mode. Ini cerminan pergeseran identitas budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun