Perjalanan itu juga mengajarkan ketabahan. Serta nilai kesetaraan antar manusia.
Di Tanah Suci semua orang sama. Semua memakai pakaian ihram putih.
Tanpa memandang status atau kekayaan. Mengapa kepulangan dirayakan dengan mewah?
Perayaan itu bisa dianggap berlebihan. Beberapa kalangan melihat pertentangan nilai.
Ada benturan antara ajaran spiritual. Dengan ekspresi budaya yang material.
Dalam ajaran Islam, sikap pamer dilarang. Kekhawatiran ini kemudian muncul.
Bahkan dari Majelis Ulama Indonesia. MUI menyoroti jemaah pamer emas.
Hal itu simbol keduniaan (Detik Sulsel). Hal itu sebaiknya harus dihindari.
Ada yang berpendapat busana itu simbol. Simbol dari sebuah pengorbanan besar.
Namun argumen ini perlu diuji. Pengorbanan sesungguhnya terjadi sebelumnya.
Saat menabung uang puluhan tahun. Juga saat berjuang menahan lelah. Berjuang selama di Tanah Suci.