Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ambisi Sumpah Palapa di Balik Takluknya Samudra Pasai

15 Agustus 2025   15:00 Diperbarui: 12 Agustus 2025   18:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini memang terasa sangat menarik. Penuh dengan unsur cinta dan pengkhianatan. Juga tentang menjaga kehormatan sebuah kerajaan.

Akan tetapi, kita harus memandang hikayat. Kita harus memandangnya dengan sangat bijak. Ia adalah sebuah karya sastra sejarah. Tujuannya menanamkan nilai dan juga legitimasi. Bukan sekadar sebuah laporan kronologis. 

Motif sesungguhnya seringkali lebih pragmatis. Majapahit saat itu adalah kekuatan adidaya. Sebuah kekuatan besar di seluruh Nusantara. 

Di bawah Mahapatih Gajah Mada, Majapahit hebat. Kerajaan ini mengusung ambisi sangat besar. Ambisinya mempersatukan seluruh wilayah kepulauan. Cita-cita agung ini dikenal luas sekali. Namanya adalah Sumpah Palapa (Liputan6.com, 2025). 

Serangan pada Pasai harus dilihat dari sini. Serangan terjadi pada pertengahan abad empat belas. Sekitar tahun 1350 Masehi. Ini bukan soal asmara kandas (Kompas.com, 2022). 

Itu adalah sebuah kalkulasi politik militer. Sebuah kalkulasi yang sangat dingin juga logis. Ini tentang mengamankan hegemoni kerajaan. Juga menguasai jalur ekonomi sangat vital.

Konteks regional menambah kerumitan cerita. Di sebelah utara Pasai ada Siam. Kerajaan Ayutthaya juga kekuatan menanjak. Beberapa catatan sejarah menyebutkan sesuatu. Pasai pernah di bawah pengaruh Siam (Wikipedia). 

Bahkan sempat menjadi vasal Kerajaan Siam. Jika Pasai benar-benar bawahan Siam, muncul pertanyaan. Mengapa Siam tidak turun tangan membantu? Padahal Majapahit datang menyerang Pasai. 

Absennya intervensi dari Siam menunjukkan sesuatu. Hubungan politik masa itu sangat cair. Juga sangat kompleks dan sulit ditebak. Mungkin status vasal hanya sebuah formalitas. Tanpa kekuatan militer yang benar-benar mengikat. 

Atau mungkin Siam sedang hadapi ancaman lain. Yang jelas, Pasai dalam posisi sulit. Ia terjepit di antara dua kekuatan. Dua kekuatan regional yang sama-sama ekspansionis.

Terakhir, jangan lupakan faktor dari dalam. Sebuah benteng kokoh jarang sekali runtuh. Apalagi hanya karena serangan dari luar. Kecuali jika fondasinya sudah sangat rapuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun