Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ambisi Sumpah Palapa di Balik Takluknya Samudra Pasai

15 Agustus 2025   15:00 Diperbarui: 12 Agustus 2025   18:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerajaan Samudera Pasai. (Kemdikbud via Kompas.com)

Kerajaan Samudera Pasai punya nama besar. Ia besar dalam panggung sejarah Indonesia. Ia tercatat sebagai kerajaan Islam pertama. Juga salah satu yang terpenting (Pemerintah Aceh, 2009). 

Letaknya berada di pesisir utara Sumatra. Lokasi ini menjadikannya gerbang utama. Gerbang itu langsung menuju Selat Malaka. 

Selat ini adalah jalur sutra maritim. Ia menjadi urat nadi perdagangan dunia. Jalur ini menghubungkan Timur dan Barat. Karena posisi emasnya, Pasai tumbuh pesat. 

Ia menjadi pusat ekonomi dan politik. Lalu menjadi pusat studi ajaran Islam. Karenanya Pasai disegani selama berabad-abad. Masa itu dari abad tiga belas. 

Hingga awal abad ke enam belas. Kemakmurannya berhasil menarik banyak pedagang dunia. Namun roda kehidupan selalu terus berputar. 

Semua kerajaan besar mengalami pasang surut. Pasai akhirnya mengalami sebuah keruntuhan. Kisah kejatuhannya terbungkus narasi dramatis. Apakah penyebabnya benar seperti itu?

Sumber-sumber lama sering menjadi rujukan utama. Terutama dari Hikayat Raja-raja Pasai. Di dalamnya terukir sebuah kisah epik. Kisah tentang putri dari Kerajaan Majapahit. 

Namanya adalah Raden Galuh Gemerencang. Sang putri jatuh hati pada pangeran Pasai. Lalu dia mengirim utusan untuk melamar. Ini tindakan yang tidak lazim dulu. 

Namun lamarannya ditolak mentah oleh Sultan. Sultan menganggapnya sebagai upaya dari Majapahit. Upaya untuk menempatkan Pasai di bawahnya. 

Konon sultan tega membunuh putranya sendiri. Dia mencegah pernikahan itu (Tirto.id, 2017). Kabar ini sampai ke telinga Raja Majapahit. 

Raja Majapahit kemudian menjadi murka besar. Armada perang raksasa pun segera dikirim. Tujuannya untuk membalaskan dendam pahit itu. Sekaligus meluluhlantakkan Kerajaan Samudera Pasai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun