Kondisi ini menurunkan fungsi kognitif. Kondisi ini juga menurunkan tingkat energi. Tingkat energi menurun di siang hari.Â
Kurang istirahat dapat meningkatkan risiko lain. Risiko masalah kesehatan serius lainnya. Contohnya seperti tekanan darah tinggi (PMC NCBI, 2022; Eprints UNY, 2022).
Di Indonesia, masalah ini sangat relevan. Khususnya ini terjadi di kota Jakarta.Â
Data menunjukkan lebih satu juta orang. Mereka datang ke Jakarta setiap pagi. Mereka datang untuk tujuan bekerja. Sebagian besar berasal dari kota penyangga.Â
Seperti dari Bekasi, Depok, dan Tangerang (Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030; RAPERDA RTRW DKI Jakarta).Â
Infrastruktur transportasi publik terus dibangun. Namun kapasitasnya belum mampu menampung. Kapasitasnya belum menampung seluruh kebutuhan. Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat data.Â
Pada tahun 2023 pengguna angkutan umum. Pengguna di Jakarta hanya 18,86 persen. Ini berarti mayoritas warga masih bergantung. Mereka mengandalkan pada kendaraan pribadi. Hal ini menjadi penyebab utama kemacetan (BPS Provinsi DKI Jakarta, 2024).
Banyak orang mencoba mencari jalan keluar. Misalnya dengan menghindari jam sibuk. Atau dengan cara mendengarkan musik. Ada juga yang bernegosiasi dengan perusahaan. Agar dapat bekerja dari rumah. Atau disebut sebagai work from home.Â
Namun, solusi ini bersifat pribadi. Solusi itu tidak menyelesaikan akar masalah. Akar masalah sebenarnya bersifat sistemik.
Masalah commuting panjang adalah masalah sistemik. Masalah lahir dari perencanaan kota. Perencanaan kota yang kurang ideal. Infrastruktur transportasi umum belum memadai. Tata ruang kota juga tidak teratur. Pembangunan terpusat di satu wilayah.Â
Ini memaksa jutaan orang menempuh jarak. Jarak yang sangat jauh setiap hari (FGB ITB).