Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ndalem Pangeran, Saksi Bisu Kejayaan Keraton Surakarta

5 Agustus 2025   09:00 Diperbarui: 31 Juli 2025   22:36 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keraton Surakarta Hadiningrat. (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta menyimpan banyak cerita. Di dalamnya, ndalel pangeran bukan bangunan tua. Mereka adalah saksi bisu sejarah. 

Ini cerminan kekayaan budaya Jawa. Ndalem seperti Sasono Mulyo atau Ndalem Suryo Hamijayan ada. Keduanya punya peran penting. Ini membentuk narasi kehidupan bangsawan. Juga cerita masyarakat Jawa.

Keraton Kasunanan Surakarta berdiri tahun 1744. Ini setelah perpindahan Keraton Kartasura. Hancur akibat Geger Pecinan 1743 (Kompas.com, 2021; Wikipedia). 

Sejak saat itu, Keraton Surakarta berkembang. Jadi tujuan wisata sejarah utama Solo. Ada banyak lokasi bersejarah. 

Contohnya, alun-alun dan rumah Baluwarti. Ada belasan ndalel pangeran. Empat sering dibahas. Ada Sasono Mulyo. Lalu Ndalem Suryo Hamijayan. Kemudian Ndalem Purwodiningratan. Dan Ndalem Mangkubumi.

Penamaan ndalel sering dari tokoh. Tokoh itu sangat dihormati. Lalu bisa jadi nama lingkungan. Bahkan bisa jadi nama kampung (Jogja Heritage Society). 

Konsep "dalem" dalam bahasa Jawa. Artinya rumah, khusus bangsawan. Ini menunjukkan identitas pemiliknya (Kalindoland). 

Ndalem Sasono Mulyo adalah pengecualian. Namanya tidak dari nama orang. Asalnya dari kata "sasono". Itu berarti rumah. Lalu kata "mulyo". Itu berarti mulia. 

Ndalem ini dibangun tahun 1811. Dibangun oleh Pakubuwono IV. Untuk putranya, Pangeran Hangabehi (Surakarta.suara.com, 2024). Kini, Sasono Mulyo dihuni. Oleh KGPH Dipokusumo. Beliau salah satu putra. Putra dari Pakubuwono XII (Nusantara Institute).

Setiap ndalel punya bagian khas. Ada filosofi mendalam. Filosofi itu dalam arsitektur Jawa. Misalnya ada kuncungan. Lalu ada pendopo. Ada juga pringgitan. Kemudian dalem. Ditambah gandhok dan gatri (Scribd; Kumparan). 

Kuncungan atau topengan paling depan. Diibaratkan wajah manusia. Sementara pendopo dianalogikan. Seperti isi kepala. Fungsinya ruang publik. Untuk rapat atau acara penting (Scribd; Kompas.com, 2022). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun