Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Paradoks Kesepian, Kenapa Muncul Saat Dikelilingi Banyak Orang?

6 Agustus 2025   19:00 Diperbarui: 30 Juli 2025   14:42 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesepian. (shutterstock via Kompas.com)

Perasaan sepi bukan hal baru. Banyak orang mengalaminya. Tapi, seringkali sulit diakui. Ini bukan aib. Kesepian seolah bagian tak terpisahkan dari hidup. Manusia sering merasa sendiri. Bahkan di tengah keramaian.

Pikiran ini datang dari berbagai sudut pandang. Filsuf Jean-Paul Sartre berujar, "Manusia pada dasarnya sendirian." 

Saat kuliah, kita mendengarkan dosen. Banyak teman di sekitar. Tapi, kita fokus sendiri. Di konser, ratusan orang bernyanyi. Namun, nikmat musik tetap personal. Pengalaman ini sifatnya pribadi. Interpretasi dan sensasi berbeda tiap orang.

Manusia memang ditakdirkan sendiri. Berbagi perasaan adalah usaha. Orang lain takkan rasakan persis sama. 

Penyair T.S. Eliot juga pernah menulis. "Semua orang sendirian." Mereka saling meniru. Mereka percaya komunikasi itu nyata. Padahal, itu ilusi. Kita lahir sendiri. Hidup sendiri. Mati pun sendiri. Kesadaran terdalam terpisah dari orang lain.

Ironisnya, kesepian sering muncul di keramaian. Aktor George Clooney mengalaminya. Malam tahun baru 2012, dia merasa paling sepi. 

Clooney adalah megabintang. Dikelilingi banyak orang. Disanjung penggemar. Kaya raya. Tapi, semua itu tak mengisi hatinya. Ketenaran, pernikahan, uang, bakat, pekerjaan mapan. Itu bukan obat kesepian.

Janis Joplin, penyanyi terkenal, juga merasakan hal serupa. "Aku baru saja bercinta dengan 25 ribu orang. Tapi, aku pulang sendirian." 

Joplin energik di panggung. Ribuan penggemar mendekat. Namun, di luar panggung, dia sepi. Ia tak punya hubungan dekat. Ini paradoks selebritas. 

Kehidupan publik mewah. Hidup pribadi muram. Pujian di panggung tak isi kekosongan. Ketenaran tak jamin bebas dari sepi.

Sosiolog Prancis Alexis de Tocqueville pernah mengamati. Ia berkata, "Kesepian di gurun tak sesakit kesepian di tengah keramaian." Ini gambaran pedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun