Dunia perfilman selalu punya sisi menarik. Salah satunya adalah kehadiran bayi. Bayi itu muncul di layar kaca. Kita sering takjub melihat bayi berakting. Aktingnya terlihat begitu sempurna.Â
Ini bukanlah bakat alami mereka. Ada tangan terampil di baliknya. Profesi ini disebut "baby wrangler". Mereka adalah pengasuh bayi syuting. Profesi ini menjawab kebutuhan itu (Loker.id).
Profesi ini fokus mengelola anak kecil. Termasuk membuat mereka menangis di cerita (Business Insider, 2019).Â
Tugas utamanya memastikan anak-anak tenang. Anak harus tampil sesuai kebutuhan gambar. Seorang baby wrangler bertindak bak pawang. Mereka memawang talenta bayi tersebut (Loker.id).
Ada sebuah pepatah terkenal di film. "Jangan bekerja dengan anak atau hewan." Pepatah ini muncul bukan tanpa alasan. Sebab produksi film punya waktu ketat. Melibatkan anak atau hewan itu berisiko.Â
Risikonya adalah menghambat jadwal produksi. Makanya baby wrangler menjadi sebuah solusi. Mereka membantu mencegah keterlambatan produksi (Synchedin).
The Baby Wrangler adalah sebuah perusahaan. Perusahaan ini berbasis di Afrika Selatan. Mereka jeli melihat sebuah peluang. Lalu mengubah tantangan jadi ladang cuan (The Baby Wrangler).Â
Mereka berani memakai slogan negatif itu. Mereka yakin produser cerdas memilih mereka.Â
Daripada pusing mengatur bayi sendirian. The Baby Wrangler bekerja dengan merek besar. Seperti McDonald's, VW, juga H&M. Ini menunjukkan pentingnya peran mereka (The Baby Wrangler).
Profesi ini tidak butuh pendidikan spesifik. Joyce Whalen dan Meryl Salzinger contohnya. Mereka sudah puluhan tahun bekerja (Business Insider, 2019).Â
Meryl Salzinger punya pengalaman fotografi (The New York Times, 1999).Â