- Ancaman 3: Kesendirian yang Mematikan.Â
Badak terakhir di Priangan mati dalam sepi. Sekarang, badak di Ujung Kulon menghadapi kesendirian genetik. Jumlahnya sedikit, pilihan kawin hanya itu-itu saja. Ini menyebabkan kawin sedarah. Keturunannya jadi lebih lemah dan gampang sakit.Â
IUCN (2023) secara spesifik menyebutkan bahwa keragaman genetik yang rendah adalah ancaman serius bagi kelangsungan hidup spesies ini dalam jangka panjang. Mereka ramai, tapi terasa sepi.
Pada akhirnya, ini bukan sekadar cerita sedih tentang binatang. Ini cerita tentang tanggung jawab kita. Cerita badak Priangan mengajarkan bahwa penyesalan selalu datang terlambat.Â
Nama-nama jalan itu adalah tagihan dari masa lalu. Kini, sekitar 81 badak yang tersisa adalah titipan. Jangan sampai kelak, nama "Ujung Kulon" juga hanya menjadi sebuah nisan seperti "Cibadak". Wajah di cermin retak itu adalah wajah kita.
Kisah ini belum berakhir. Babak terakhirnya sedang kita tulis sekarang, dengan setiap tindakan atau kelalaian kita. Mari pastikan ini adalah cerita tentang penyelamatan, bukan penyesalan kedua.
***
Referensi:
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2024). Siaran Pers: Tiga Kelahiran Baru Badak Jawa, Populasi Tumbuh Positif. Diakses dari https://www.menlhk.go.id/site/single_post/5574/tiga-kelahiran-baru-badak-jawa-populasi-tumbuh-positif
- International Rhino Foundation. (2024). State of the Rhino. Diakses dari https://rhinos.org/about-rhinos/state-of-the-rhino/
- Mongabay Indonesia. (2024). Perlindungan Badak Jawa dan Habitatnya Harus Maksimal. Diakses dari https://www.mongabay.co.id/2024/09/21/perlindungan-badak-jawa-dan-habitatnya-harus-maksimal/
- IUCN. (2023). Javan Rhino (Rhinoceros sondaicus) Red List Assessment. Diakses dari https://www.iucnredlist.org/species/19495/115149468
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI