Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Akira Nakai dan Filosofi Satu Mobil Satu Jiwa

23 Juli 2025   23:00 Diperbarui: 1 Juli 2025   18:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari seorang pembalap jalanan, menjadi seniman mobil paling dicari di dunia. Akira Nakai mengubah Porsche bekas menjadi mahakarya. Karyanya begitu diburu, sampai daftar tunggunya tercatat bisa berbulan-bulan bahkan hingga dua tahun.

Kisah ini bukan cuma soal mobil mewah. Ini soal menemukan apa yang kita cintai lalu menekuninya sepenuh jiwa. Nakai menunjukkan bagaimana kerja keras dan cinta pada suatu hal bisa mengubah nasib. 

Dari yang tadinya hobi di garasi, menjadi sesuatu yang dihargai mahal oleh dunia. Ini tentang bagaimana sebuah semangat bisa membuat kita bernilai.

Inti dari semua yang dilakukan Akira Nakai adalah keyakinan: setiap mobil itu hidup. Baginya, mobil bukan tumpukan besi, melainkan kanvas dengan karakter. 

Itulah sebabnya tidak ada dua mobil RWB (RAUH-Welt BEGRIFF) yang sama persis. Prosesnya sangat personal, dimulai dengan menamai mobil pertamanya "Stella Artois" (Wikipedia, 2024), sebuah tradisi yang berlanjut. 

Dia menolak produksi massal karena menurutnya, sentuhan tangan adalah segalanya. Filosofi "satu mobil, satu jiwa" ini yang membuat karyanya istimewa; ini bukan bisnis, melainkan seni memberi nyawa baru pada mesin.

Filosofi itu terlihat jelas dari cara kerjanya. Setiap mobil RWB lahir dari proses yang sangat mendalam:

- Dialog dengan Pemilik. 

Sebelum bekerja, Nakai mengobrol dengan pemilik mobil. Dia mencoba memahami karakter dan mimpi mereka. Jawaban dari sini menjadi fondasi jiwa mobil yang akan ia bangun. 

Mobil itu harus menjadi cerminan pemiliknya, memperkuat ikatan batin antara manusia dan mesin.

- Desain Spontan Tanpa Sketsa. 

Jangan harap ada desain komputer. Nakai merancang semuanya di kepala, sering kali hanya sambil berjalan mengelilingi mobil dan merokok. Garis pemotongan dibuat langsung di bodi berdasarkan insting. 

"Saya hanya mengikuti arus," katanya dalam sebuah wawancara, menjelaskan prosesnya yang memastikan setiap mobil adalah karya unik yang tidak bisa ditiru.

- Pahatan Tangan di Atas Logam. 

Pekerjaan utamanya ada di tangan. Dia memotong, mengamplas, dan membentuk setiap panel fender secara manual. Dia merasakan setiap lekukan untuk memastikan semuanya pas. 

Proses ini menciptakan hubungan fisik antara seniman dan mobil. Dia tidak sedang memasang body kit; dia sedang memahat sebuah patung logam.

- Ritual Pemberian Nama. 

Setelah mobil selesai, Nakai memberinya sebuah nama sebagai segel identitas. 

Nama seperti "Stella Artois" atau "Pandora One" bukan sekadar label, melainkan pengakuan bahwa mobil itu kini punya jiwa dan cerita sendiri, yang lahir dari dialog, keringat, dan intuisi.

Kisah ini adalah bukti nyata bahwa semangat dan cinta bisa meningkatkan nilai sebuah karya. Nakai tidak hanya memodifikasi mobil; dia menuangkan seluruh jiwanya, membedakan antara sekadar bekerja dan berkarya. 

Saat kita mencintai apa yang kita lakukan, pekerjaan itu akan hidup. Dunia akan melihat, menghargai, dan rela menunggu lama untuk mendapatkannya.

Di garasinya yang sederhana, di tengah kepulan asap rokok, seorang seniman terus bekerja. 

Mungkin, di dalam diri kita masing-masing, ada potensi "rongsok" yang menunggu untuk disentuh dengan cinta, lalu diubah menjadi mahakarya.

*** 

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun