Jumat dini hari, 13 Juni 2025. Sebuah keputusan militer yang diambil ribuan kilometer jauhnya akan mengubah realitas semua orang di Teheran. Dan pasar keuangan di seluruh dunia.
Langit Teheran masih berwarna nila. Saat getaran pertama merambati lantai apartemen Arash. Ujung pensilnya membeku di atas kertas sketsa.Â
Ini bukan getaran gempa yang biasa ia kenal. Ini adalah dengungan rendah. Terasa datang dari dalam bumi dan udara sekaligus. Permukaan teh hitam di cangkirnya beriak pelan. "Ini bukan gempa", pikirnya.
Beberapa detik kemudian. Kilatan cahaya pucat menyambar cakrawala. Gedung-gedung sesaat berubah jadi siluet hitam. Lalu dentuman tumpul itu datang.Â
Membuat kaca jendela bergetar hebat di kusennya. Di jalanan bawah, sirene mobil meraung serempak. Memecah keheningan fajar yang rapuh.
Ponsel di atas meja bergetar hebat tanpa henti. Layar menyala dengan rentetan notifikasi dari grup keluarga dan teman. "Kamu baik-baik saja? Apa yang terjadi?"
Jemarinya yang sedikit gemetar membuka satu notifikasi dari media internasional. Layar ponsel menampilkan satu baris kalimat dingin. "Laporan awal: Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer di Iran."
---
Pesan yang dibaca Arash adalah peringatan dini dari sebuah serangan. Serangan militer Israel terhadap Iran pada 13 Juni 2025. Yang dikenal sebagai Operation Rising Lion.
Operasi ini menandai eskalasi konflik paling signifikan di kawasan. Terutama sejak Perang Iran-Irak 1980-an. Serangan ini menargetkan lebih dari selusin lokasi strategis di Iran.