Secara lebih luas, menurut jurnal Mengenal Identitas dan Integrasi Nasional Indonesia (2023), identitas nasional dibentuk dari nilai-nilai budaya, bahasa, dan simbol kolektif yang diwariskan lintas generasi.
Sebagai representasi visual dari identitas, pakaian adat memainkan peran krusial dalam mempertahankan integrasi nasional di tengah tekanan globalisasi dan tren homogenisasi budaya.
Penutup
Perayaan Hari Kebangkitan Nasional yang dikemas dengan nuansa budaya lokal bukan sekadar nostalgia masa lalu.
Kalimat ini merupakan pernyataan tegas bahwa keragaman di Indonesia bukanlah sebuah rintangan, melainkan justru menjadi sumber kekuatan.
Ketika pakaian adat dikenakan dalam momen-momen penting, kita sedang menegaskan jati diri, menyatukan perbedaan, dan membangun jembatan antarbudaya.
Pakaian adat, dalam segala warna dan coraknya, bukan hanya cermin masa lalu, tapi juga kunci masa depan. Dalam tiap helai kainnya terjalin benang persatuan, dalam setiap motifnya tertulis kisah kebangsaan.
Maka, saat kita mengenakannya dalam ruang publik, kita sedang menjahit kembali benang-benang kebangsaan yang mungkin mulai kendur.
Pertanyaannya kini, sudahkah kita memberi ruang yang cukup bagi simbol-simbol budaya itu untuk hidup dalam keseharian kita, bukan hanya saat upacara?
***
Referensi:
- Apriliyani, D., Ahsani, R. K., Aditya, D., & Ardiansyah, M. D. (2024). Analisis wawasan mahasiswa terhadap baju adat yang ada di Indonesia. Jurnal Arjuna: Publikasi Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Matematika, 2(1), 202-220. https://doi.org/10.61132/arjuna.v2i1.491
- Riyanto, A. (2024, Agustus 17). 38 pakaian adat tiap provinsi di Indonesia lengkap. Detik Jogja. https://www.detik.com/jogja/budaya/d-7494659/38-pakaian-adat-tiap-provinsi-di-indonesia-lengkap
- Hariyanti, Y. D., & Anggara, O. F. (2023). Tradisi Gawai sebagai pendorong kohesi sosial bagi masyarakat suku Dayak Kalimantan Barat. Ideas: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora, 9(4), 1135-1150. https://doi.org/10.32884/ideas.v9i4.1542
- Wuda, M. I. (2024). Studi deskripsi tradisi “Ka Todo” sebagai sarana kohesi sosial dalam masyarakat Desa Pautola Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo. Kybernology: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Administrasi Publik, 2(2), 801–823. https://journal.wiyatapublisher.or.id/index.php/kybernology/article/view/192
- Mahanani, O. I. (2022). Kontribusi tradisi kepercayaan lokal dalam kohesi sosial masyarakat (Studi kasus tradisi potong tumpeng di Panembahan Mbah Putri Desa Welahan Wetan Cilacap) [Skripsi, Universitas Islam Negeri Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto]. https://repository.uinsaizu.ac.id/17885/1/O%20I%20Mahanani%20SAA_KONTRIBUSI%20TRADISI%20KEPERCAYAAN%20LOKAL%20DALAM%20KOHESI%20SOSIAL%20MASYARAKAT.pdf
- Roselina Pricilla, P. (2021). Kajian nilai-nilai kebajikan dalam tahapan ritual adat sepa api di Desa Pautola Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo. [Skripsi, Universitas Nusa Cendana]. https://repository.nusacendana.ac.id/handle/123456789/12345
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI