Namun, ada sisi positif yang terlupakan. Sisi peran masyarakat adat. Komunitas di Aceh sudah lama memanfaatkan ganja untuk pengobatan tradisional.Â
Menurut Dhira Narayana dari Yayasan Sativa Nusantara, ganja juga digunakan dalam pertanian dan budaya adat. Melibatkan masyarakat adat dalam riset ilmiah ganja medis dapat memberi perspektif lebih dalam tentang pemanfaatan tradisional.
Pengetahuan masyarakat adat penting dalam riset ganja medis. Ini bisa mencegah kesenjangan antara ilmu pengetahuan modern dan tradisi.Â
Kompas.com menyebutkan bahwa menggabungkan pengetahuan tradisional dapat memberi pemahaman lebih luas dan membuka peluang regulasi yang lebih baik.
Kolaborasi Lintas Sektor yang Diperlukan
Kolaborasi adalah kunci untuk mempercepat riset.Â
Pemerintah, lembaga riset, masyarakat adat, dan pihak terkait harus bekerja sama. Dhira Narayana menjelaskan riset ilmiah ganja harus mencakup penggunaannya sebagai obat, serta potensi lainnya, seperti ekonomi dan budaya.Â
Riset holistik dan komprehensif akan membuka peluang baru, termasuk pengaturan ganja medis yang lebih transparan.
Jika riset ini berhasil, Indonesia akan membuka peluang pengobatan baru untuk penyakit sulit disembuhkan. Selain itu, Indonesia bisa merancang regulasi yang jelas untuk penggunaan ganja medis.Â
Ini akan mencegah penyalahgunaan, memastikan distribusi aman, dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi negara.
Penutup
Riset ganja medis bukan hanya soal hukum, tetapi nyawa. Setiap hari, pasien menunggu pengobatan alternatif yang lebih efektif. Penelitian ini bisa menjadi solusi bagi mereka.Â
Keberhasilan riset ilmiah akan membuka pintu pengobatan lebih aman. Ini juga menciptakan regulasi yang jelas untuk ganja medis di Indonesia. Kolaborasi pemerintah, masyarakat adat, dan lembaga riset dapat mempercepat riset.Â