Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mampukah Indonesia Melepas Ketergantungan pada Impor BBM?

9 Mei 2025   23:00 Diperbarui: 9 Mei 2025   16:41 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menghadapi tantangan besar menuju swasembada energi, dengan fokus pada pengurangan impor BBM dan biodiesel.

Indonesia wajib memiliki ketahanan energi. Menimbang statusnya sebagai pemilik ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Juga sebagai negara kategori berkembang. 

Ini untuk mendukung masa depan yang stabil. Salah satu visi Presiden Prabowo Subianto adalah swasembada energi. Tujuannya mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM). 

Untuk mencapainya, Indonesia menghadapi banyak tantangan besar. Solusi nyata diperlukan, bukan sekadar ambisi. Mari kita lihat hambatan terbesar menuju kemandirian energi.

Ketergantungan pada Impor BBM yang Masih Tinggi

Indonesia masih sangat bergantung pada impor BBM. Pada 2023, Indonesia mengimpor sekitar 132,39 juta barel BBM. Angka impor ini terus fluktuatif setiap tahunnya. 

Ketergantungan pada BBM impor menguras devisa negara. Dana seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Ketergantungan ini juga mempengaruhi stabilitas ekonomi. 

Harga BBM dunia yang sangat volatile mempengaruhi ekonomi (Tirto.id).

Meski ada penurunan impor pada 2024, ketergantungan ini tetap menjadi masalah struktural. Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi terus mengimpor energi yang vital.

Penurunan Produksi Minyak Domestik

Produksi minyak domestik Indonesia menurun tajam. Pada 2004, Indonesia mampu menghasilkan sekitar 1,1 juta barel per hari. Kini produksi tersebut hanya sekitar 600 hingga 700 ribu barel per hari. 

Target produksi 1 juta barel per hari belum tercapai. Penurunan produksi memperburuk ketergantungan pada impor minyak mentah (Kementerian ESDM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun