Pemecatan Waltz dan pengangkatan Rubio mengungkap dilema etis antara loyalitas pribadi dan integritas negara.
Dalam politik, loyalitas sering dianggap sangat penting. Loyalitas adalah kesetiaan tanpa syarat kepada pemimpin atau tujuan tertentu.Â
Namun, apakah loyalitas selalu sesuai dengan prinsip profesionalisme dan integritas? Pada 1 Mei 2025, Presiden AS Donald Trump memecat Mike Waltz. Ia digantikan oleh Marco Rubio sebagai Penasihat Keamanan Nasional.Â
Peristiwa ini membuka kesempatan untuk belajar. Apakah loyalitas pada pemimpin mengalahkan tanggung jawab profesional terhadap negara?
Skandal Waltz & Tuntutan Kesetiaan Trump
Keputusan Presiden Trump memecat Mike Waltz mengejutkan banyak pihak. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang prinsip etika dalam pelayanan publik.Â
Waltz, yang dikenal dengan kebijakan garis keras, ternyata tidak setia kepada Trump. Ada kebocoran informasi rencana serangan ke Yaman tanpa koordinasi dengan Trump.Â
Selain itu, Waltz diduga bekerja sama dengan Netanyahu untuk menyerang Iran tanpa pemberitahuan kepada Trump. Menurut Kompas.id pada 2 Mei 2025, skandal kebocoran ini menjadi pemicu pemecatan Waltz (Kompas.id, 2025).
Dalam konteks ini, loyalitas pribadi kepada Trump menjadi faktor penentu keputusan politik.Â
Namun apa loyalitas ini lebih penting daripada kewajiban seorang pejabat negara? Pemberhentian Waltz membuka diskusi tentang loyalitas versus integritas dalam melaksanakan tugas negara.
Kepatuhan Jadi Kunci Jabatan
Pengangkatan Marco Rubio menggantikan Waltz menunjukkan pentingnya loyalitas.Â