Hasilnya adalah pengalaman bermain yang menarik bagi audiens internasional.
Namun keunggulan ini tak menjamin penerimaan pasar global. Untuk bersaing di pasar internasional, pengembang harus menghadapi banyak tantangan. Terutama dalam distribusi dan pendanaan.
Jerat Distribusi
Industri game Indonesia berkembang pesat, namun distribusi menjadi kendala. Data Kemenparekraf (2022) menunjukkan pendapatan Rp 25 triliun. Namun hanya 5% game lokal yang berhasil menembus pasar global.Â
Salah satu masalah utama adalah keterbatasan akses ke platform internasional, seperti Steam dan Epic Games Store. Tanpa akses ke platform ini, game lokal kesulitan mendapat audiens lebih besar.
Minimnya dukungan pendanaan jadi tantangan signifikan. Banyak pengembang kesulitan memperoleh dana yang cukup. Padahal tanpa pendanaan, sulit mengembangkan game dengan kualitas bersaing.Â
Game best-seller internasional biasanya memiliki anggaran lebih besar.
Kendala distribusi dan pendanaan menghambat pengembangan dan pemasaran game lokal.Â
Menurut Kumparan (2023), meski memiliki potensi, kurangnya dukungan menghalangi game lokal untuk memasuki pasar internasional.
Sinergi & Strategi
Bagaimana menghadapi tantangan ini? Salah satu jawabannya adalah sinergi. Pemerintah, pengembang, dan komunitas harus bekerja sama.Â
Pemerintah berperan penting menyediakan insentif dan pendanaan. Ini bisa membantu pengembang game lokal untuk ekspansi global.Â
Salah satu langkah adalah memperkenalkan program pendanaan ekspor game. Selain itu, akses ke platform distribusi internasional harus diperluas.Â