Tebus dosa sampah Ramadan! Introspeksi diri, mulai ngompos, agar ibadah puasa lebih berkah dan bumi tersenyum.
Ini bukan cuma perasaan kita aja. Memang lonjakan sampah rumah tangga selama bulan Puasa adalah fenomena nyata.Â
Data dari berbagai sumber menunjukkan bahwa volume sampah bisa melonjak hingga 20% selama bulan suci ini (detik.com, ekuatorial.com, islami.co).Â
Dua puluh persen lebih banyak dari biasanya, hanya dalam sebulan! Coba tebak, sampah apa yang paling banyak? Sisa makana dan kemasan plastik sekali pakai (detik.com, ekuatorial.com).
Jujur saja, fenomena ini adalah cerminan dari pola konsumsi kita yang, tidak bijak.Â
Bulan Ramadan, bulan yang harusnya jadi momen pengendalian diri. Kita justru terjebak dalam euforia kuliner. Kita berlebihan menyiapkan hidangan, lapat mata waktu beli takjil.Â
Dan sering tidak mikir tentang sampah makanan. Ini juga menunjukkan kita kurang sadar dengan efek lingkungan dari apa yang kita makan.Â
Sejalan dengan laman Islami.co, yang mengatakan bahwa tiap sampah yang kita buat punya jejak ekologis masing-masing.
Memaknai Tanggung Jawab
Jika memikirkan istilah "dosa sampah Ramadan". Mungkin kata "dosa" terdengar berat, bahkan menghakimi.Â
Tapi, jika mengambil sudut pandang lebih luas. Kata dosa bisa kita maknai sebagai bentuk kelalaian. Tidak peduli. Kurang bersyukur atas nikmat yang kita dapat.Â
Kata dosa, bukan dosa dalam arti agama yang kaku. Tapi, lebih kepada sebagai kelakuan kita yang salah pada alam di sekitar kita. Lebih-lebih di bulan yang penuh berkah.
Menggabung pengelolaan sampah dan nilai spiritual adalah pendekatan yang masuk akal. Dan lebih efektif dalam mengubah perilaku.Â
Argumen ini sejalan dengan kata laman Islami.co. Pengamat sosial dan agama melihat faktor spiritual dalam permasalaha lingkungan sebagai faktor penting.
Frasa 'dosa sampah ramadan' bisa lebih dari sekadar kampanye kebersihan biasa. Tapi jadi ajakan untuk melihat kembali makna Ramadan itu sendiri.
Apa sampah yang kita hasilkan sebanding. Apakah sebanding dengan kepedulian, kesederhanaan dan rasa syukur yang kita latih di bulan ini? Pertanyaan ini yang harus menggelitik pikiran kita.
Tebus Dosa dengan Aksi Jempolan
Lalu, bagaimana cara menebus 'dosa sampah Ramadan' ini? Nggak perlu bikin hal yang besar atau ribet kok.Â
Menebus dosa bisa dimulai dari hal yang sederhanan, kecil, dan rumah sendiri. Dan tindakan yang selalu digaungkan Mbak Tutut Setyorini adalah mengompos dari rumah.
Membuat kompos dari sampah organik ternyata mudah, dan menyenangkan.Â
Sisa makanan seperti kulit buah, sisa sayur, tulang ayam, nasi basi, ampas kopi. Semua bisa diolah jadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman.Â
Kita bisa menggunakan berbagai metode. Dari yang sederhana seperti lubang biopori. Hingga yang modern seperti keranjang takakura.Â
Mengompos tak hanya mengurangi volume sampah, juga menghasilkan pupuk alami yang bisa kita pakai untuk tanaman hias di rumah. Jika lebih, kita bagikan ke tetangga. Manfaat ganda.
Praktik memilah sampah organik dan anorganik, atau mengompos, adalah langkah nyata untuk mengurangi dampak lingkungan.Â
Sejalan dengan seruan menjaga kebersihan. Selurus dengan tanggung jawab kita sebagai khalifah, yang bertugas melestarikan alam (ppid.menlhk.go.id, dml.or.id). Menjaga lingkungan juga bagian dari ibadah.
Ada banyak aksi kecil lain, selain ngompos. Bawa tas belanja sendiri waktu belanja takjil. Pakai wadah dan botol minum yang bisa di-refil. Menolak pakai plastik.Â
Semuanya adalah tindakan konkret untuk mengurangi sampah plastik.Â
Membaca laman Ekuatorial.com, Komunitas lingkungan seperti di Surabaya, membuktikan bahwa kampanye gaya hidup minim sampah selama Ramadan berhasil dan berdampak positif.
Ramadan Berkah, Bumi pun Tersenyum
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Bulan yang membawa kebaikan bagi diri dan lingkungan. Momentum Ramadan tepat untuk melakukan introspeksi diri.Â
Memikirkan kembali cara kita mengonsumsi dan mengelola sampah. Jangan sampai semangat Ramadan ternodai oleh sampah yang kita buat.
Mari jadikan Ramadan ini, sebagai titik balik untuk mengubah gaya hidup kita.Â
Tebus "dosa sampah Ramadan" dengan aksi nyata. Mulai dari hal kecil di rumah. Dengan langkah sederhana. Seperti mengompos dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.Â
Kita tidak hanya memberikan dampak positif ke lingkungan. Tapi juga memperkaya makna spiritualitas Ramadan kita.Â
Semoga Ramadan tahun ini lebih bermakna, berkah, dan ramah lingkungan. Bumi tersenyum, ibadah pun khusyuk. Setuju?
***
Referensi:
- detik. com. (2024, Maret 12). Sampah di TPA Jabon Sidoarjo Meningkat Drastis Selama Ramadan. Diakses dari https: //www. detik. com/jatim/berita/d-7813350/sampah-di-tpa-jabon-sidoarjo-meningkat-drastis-selama-ramadan
- Ekuatorial. (2025, Februari). Kurangi Limbah Selama Ramadan, Komunitas Lingkungan Surabaya Ajak Bijak Kelola Mampah. Diakses dari https: //www. ekuatorial. com/2025/02/kurangi-limbah-selama-ramadan-komunitas-lingkungan-surabaya-ajak-bijak-kelola-mampah/
- DML. (n.d.). Lonjakan Sampah di TPA Jabon Sidoarjo Selama Ramadan: Tantangan dan Solusi. Diakses dari https: //www. dml. or. id/lonjakan-sampah-di-tpa-jabon-sidoarjo-selama-ramadan-tantangan-dan-solusi/
- PPID Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (n.d.). Gaungkan Ramadhan Minim Sampah, KLHK Ajak Umat Muslim Adopsi Gaya Hidup Ramah Lingkungan. Diakses dari https: //ppid. menlhk. go. id/berita/siaran-pers/7129/gaungkan-ramadhan-minim-sampah-klhk-ajak-umat-muslim-adopsi-gaya-hidup-ramah-lingkungan
- Islami. co. (n.d.). Apa Itu Green Ramadhan dan Bagaimana Agar Ngabuburitmu Lebih Ramah Lingkungan?. Diakses dari https: //islami. co/apa-itu-green-ramadhan-dan-bagaimana-agar-ngabuburitmu-lebih-ramah-lingkungan/
- BAZNAS Kota Yogyakarta. (2025, Maret 9). Ramadhan dan Lingkungan: Mengurangi Sampah, Menjaga Bumi. Diakses dari https: //baznas. jogjakota. go. id/detail/index/38419/ramadhan-dan-lingkungan-mengurangi-sampah-menjaga-bumi-2025-03-09
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI