- Menghindari tanggung jawab – Selalu cari alasan buat nggak ikut urus rumah atau ambil keputusan besar. Â
- Bergantung pada pasangan untuk hal sepele – Milih baju atau atur jadwal pun harus kamu yang urus. Â
- Menghindari pembicaraan serius – Kalau bahas uang, masa depan, atau komitmen, dia malah bercanda. Â
- Kurang inisiatif – Nggak bisa ambil keputusan sendiri atau bertindak tanpa disuruh. Â
- Memprioritaskan kesenangan pribadi – Lebih sibuk sama printilannya, daripada bantu pasangan atau mikirin masa depan. Â
Bagaimana Menghadapi Pasangan Manchild? Â
Kalau pasanganmu punya kecenderungan manchild, ada beberapa hal yang bisa dilakukan: Â
1. Komunikasikan dengan Jelas Â
Katakan bahwa hubungan harus seimbang. Kamu bukan pengasuhnya. Jelaskan apa yang kamu harapkan darinya. Â
2. Tetapkan Batasan Â
Jangan selalu turun tangan. Kalau dia lupa bayar tagihan, biarkan dia tanggung akibatnya. Â
3. Dorong Kemandirian Â
Kalau dia selalu minta bantuan hal kecil, suruh dia coba sendiri. Misalnya, kalau dia nggak bisa masak, kasih resep sederhana dan biarkan dia berusaha. Â
4. Evaluasi Hubungan Â
Kalau sudah berusaha tapi dia tetap sama, pikirkan lagi hubungan ini. Kamu nggak harus hidup dengan seseorang yang bikin kamu lebih terasa seperti ibu daripada pasangan. Â
Kesimpulan Â
Manchild bukan soal pria malas atau kekanak-kanakan. Tapi juga soal ketimpangan dalam hubungan. Banyak perempuan terjebak jadi pengasuh. Bukan karena mau, tapi karena pasangannya enggan dewasa. Â