Sejak tahun 1983, sudah dibahas pada buku "The Peter Pan Syndrome: Men Who Have Never Grown Up". Dan Kiley, penulis buku ini yang juga seorang psikolog, melansir istilah "Peter Pan Syndrome".Â
Tesisnya, pria dengan sindrom ini cenderung takut dengan tanggung jawab dan komitmen. Pria ini selalu bergantung sama orang lain buat mengurus dirinya. Â
Ada beberapa alasan kenapa fenomena ini makin banyak di masyarakat sekarang, salah satunya soal pola asuh. Â
1. Pola Asuh yang Terlalu Protektif Â
Anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibu yang selalu mengurus dirinya, akan cenderung jadi manchild. Ditambah kalau ayahnya tidak bisa jadi panutan tentang bagaimana jadi laki-laki yang bertanggung jawab.Â
Mereka lalu terbiasa hidup tanpa solusi. Pikir mereka, akan selalu ada orang lain yang siap membereskan masalahnya. Â
2. Norma Sosial yang Masih Bias Gender Â
Di banyak budaya, perempuan dianggap harus lebih banyak berkorban.Â
Dari data BPS 2022 terlihat, bahwa ibu rumah tangga Indonesia, bekerja 3 kali lebih lama dari laki-laki. Bahkan meski mereka juga bekerja penuh waktu.Â
Akibatnya, pria yang enggan dewasa cendrung ‘dimaafkan’. Sementara itu, perempuan yang mengeluh malah dicap rewel atau tidak sabar. Â
3. Teknologi dan Budaya Konsumsi yang Memanjakan Â
Dunia modern bikin hidup nyaman, tanpa harus benar-benar mandiri. Ada layanan pesan-antar, gim online, dan hiburan digital bikin orang tetap betah di zona nyaman. Mereka tidak merasa harus belajar mengurus diri sendiri atau berkembang. Â
Dari Pasangan Jadi Pengasuh Â
Menjalin hubungan dengan manchild bisa terasa seperti mengurus anak. Hubungan yang seharusnya setara, malah jadi timpang. Perempuan yang pasangannya manchild sering mengalami hal ini: Â
1. Beban Emosional Berlebih Â
Studi dari The Conversation (2021) menunjukkan perempuan lebih cepat lelah emosional. Ini terjadi jika pasangannya tidak mandiri dan enggan berbagi tanggung jawab.
Bayangkan setiap hari harus mengingatkan pasangan soal hal-hal sepele. Mulai dari bayar tagihan, cuci pakaian, sampai ingat ulang tahun keluarganya. Tentu, hal seperti ini bikin frustrasi. Â
2. Ketimpangan dalam Pekerjaan Domestik Â
Penelitian Pew Research Center (2022) menunjukkan perempuan tetap lebih banyak mengurus rumah, meski bekerja di luar. Dalam hubungan dengan manchild, ketimpangan ini makin parah.Â
Pria tipe ini sering menghindar dari tugas rumah. Dengan beragam alasan klasik, seperti "aku nggak bisa" atau "kamu lebih jago." Â
3. Penurunan Kualitas Hubungan Â
Studi dari Journal of Marriage and Family (2022) menunjukkan dampak serius fenomena ini bagi perempuan. Wanita yang merasa seperti ibu kedua, cenderung kehilangan gairah pada pasangannya.Â
Ketertarikan romantis butuh rasa hormat dan keseimbangan. Hal yang sulit kalau pasangan lebih sering jadi beban. Semula sayang, nantinya jenuh. Â
Apakah Pasanganmu Salah Satunya? Â
Suka main gim atau nonton anime bukan berarti manchild. Hal pembeda yang paling nampak, biasanya dampak ke hubungan. Beberapa tanda pria manchild yang paling umum: Â