Bantar Gebang, yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, adalah salah satu TPA terbesar di Indonesia, dan menjadi tempat pembuangan sampah utama Jakarta.Â
Berdasarkan data yang dihimpun, lebih dari 55 juta ton sampah telah menumpuk di sana, dan setiap harinya, ribuan ton sampah dari Jakarta masih terus diterima di sana.Â
Menurut berita dari Antara News, sekitar 86% sampah Jakarta setiap harinya dibuang ke TPST ini.
Hal yang paling mengkhawatirkan adalah ketergantungan yang sangat tinggi pada TPST Bantar Gebang.Â
Meskipun Jakarta sudah mengupayakan beberapa langkah untuk mengurangi volume sampah, seperti pembatasan penggunaan kantong plastik sekali pakai dan peningkatan bank sampah, kenyataannya masih belum efektif dalam mengelola sampah.Â
Ketergantungan ini mencerminkan betapa terbatasnya sistem pengelolaan sampah Jakarta dan bagaimana solusinya masih berfokus pada solusi jangka pendek, yaitu membuang sampah ke tempat yang sudah penuh, alih-alih menemukan cara untuk mengurangi sampah tersebut.
Kebijakan Pengelolaan Sampah yang Belum Optimal
Salah satu hal yang perlu kita perhatikan dalam pengelolaan sampah Jakarta adalah kebijakan yang ada.Â
Pada 2025, Jakarta seharusnya sudah memiliki sistem pengelolaan sampah yang jauh lebih baik. Beberapa kebijakan seperti pembatasan kantong plastik sekali pakai dan peningkatan bank sampah sudah diterapkan.Â
Namun, implementasi kebijakan ini seringkali terhambat oleh ketidakseriusan dalam pelaksanaan dan kurangnya pengawasan yang efektif.Â
Misalnya, meskipun ada kebijakan pembatasan plastik sekali pakai, masih banyak toko dan pasar yang terus memberikan plastik secara gratis, tanpa adanya tindakan tegas dari pihak berwenang.
Menurut Berita Jakarta, meski ada upaya untuk mengurangi sampah plastik dan meningkatkan pemilahan sampah, sebagian besar masyarakat Jakarta masih belum memiliki kebiasaan untuk memilah sampah dengan benar.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya