Setelah sekitar satu jam beliau memaparkan materinya, webinar berlanjut ke sesi Q&A. Pertanyaan-pertanyaan ini sudah terlebih dahulu ditanyakan pada kolom chat, sehingga pada saat itu juga, moderator langsung mengarahkannya untuk menjawab pertanyaan yang sudah dikirimkan. Pada awal Q&A, pertanyaan yang ditanyakan cenderung lebih ke arah teknis.
Seperti bagaimana mendapatkan ide bagus saat menulis feature, cara bisa memikat pembaca dari tulisan kita, cara mendapatkan angle yang pas saat ingin menulis sebuah feature dan lain-lain. Bahkan, ada beberapa pertanyaan yang sebenarnya jawabannya sudah terjawab saat sesi pemaparan sebelumnya, namun beliau dengan senantiasa tetap menjelaskan kembali.
Menjelaskan kembalinya pun tidak dengan kalimat-kalimat yang sudah dipaparkan sebelumnya, namun ia merangkai kalimat-kalimat yang baru serta dengan penjelasan yang lebih komprehensif dibandingkan saat pemaparan.
Salah satu dari kami juga memberikan pertanyaan yang sifatnya teknis, namun belum ada saat pemaparan sebelumnya. Pertanyaannya adalah bagaimana riset pada feature dilakukan serta apakah artikel feature diperbolehkan untuk mengambil riset dari jurnal dan artikel dari media online. Setelah pertanyaan tersebut dibacakan oleh moderator, beliau pun membuat pujian serta guyonan terhadap pertanyaan tersebut.
Beliau mengatakan bahwa pertanyaan tersebut ditanyakan dari seseorang yang sudah siap menulis artikel feature. Saya sebagai penanya hanya bisa tersenyum mendengar kalimat tersebut.
Tidak jarang juga, beliau memuji pertanyaan-pertanyaan dari peserta webinar. Beliau juga kerap melakukan hal yang serupa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang lain. Canda dan tawa menghiasi awal-awal sesi Q&A tersebut.
Selama sesi tanya-jawab, beliau seringkali meminta kepada para mahasiswa yang bertanya untuk on camera dan on mic, dengan ini beliau dapat berinteraksi langsung dengan mahasiswa sekaligus berkenalan walaupun hanya melalui virtual.
Penggunakan panggilan "gue-lu" yang biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari juga membuat suasana webinar menjadi tidak kaku, sehingga para mahasiswa bisa merasa lebih dekat dengan narasumber.
Secara keseluruhan, Hermien Y. Kleden sebagai pembicara terkait webinar, merasa senang karena bisa berkesempatan untuk berbagi pengalaman dengan para mahasiswa yang hadir dalam webinar. Hal ini dibuktikan dengan durasi webinar yang hampir menyentuh 3 jam.
Tidak hanya tentang banyaknya jumlah pertanyaan yang membuatnya terkesan, namun kualitas pertanyaan yang diajukan juga sangat baik.Â
Beliau turut berpesan kepada Bu Dian sebagai dosen pengampu untuk terus membimbing mahasiswanya, karena para mahasiswa dalam webinar ini dianggap memiliki potensi yang besar untuk bisa sukses dalam bidang jurnalistik. Beliau berharap, para mahasiswa terutama yang hadir dalam webinar ini dapat menjadi penerus dirinya di masa depan nanti.