Mohon tunggu...
Ahza Yudiar
Ahza Yudiar Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kearifan Lokal Minapadi pada Pertanian Berkelanjutan

11 Agustus 2020   22:48 Diperbarui: 11 Agustus 2020   22:40 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi atau istilah kerennya adalah Integrated Fish Farming/IFF. Minapadi mempunyai sejarah yang panjang di Indonesia, dimulai dari abad ke-9 di Jawa barat, menurut (Nurhayati, Lili, Herawati, & Riyantini, 2016) Sistem budidaya padi yang dipraktikkan secara luas di lahan irigasi di Jawa Barat meliputi 3 (tiga) macam sistem, yaitu: sistem minapadi, sistem penyelang dan sistem palawija-ikan. Sedangkan di Jawa Timur juga telah dilakukan pengintegrasian antara padi dan ikan yang lebih dikenal dengan sebutan sawah tambak.  Dengan demikian, minapadi bukan hal yang baru dikalangan petani padi dan petani ikan. Pengolahan minapadi ini memanfaatkan kearifan lokal yang sudah ada di suatu daerah, dengan cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada di alam,

Apakah budidaya padi dengan sistem mina padi dapat melebihi budidaya padi dengan sistem monokultur? Tentu saja iya.. Sistem mina padi memiliki 3 aspek penting yaitu:

  • Aspek ekologi
  • Menurut (Gurung, Bista, & Dhakal, 2002) minapadi dapat meningkatkan produktivitas lahan dan bermanfaat secara ekologis, ekonomi dan sosial. keterkaitan antara komponen biotik dan abiotik memegang peranan penting dalam produk akhir rantai makanan. Komponen biotik dalam ekosistem minapadi terdiri dari hama/serangga, gulma, dan tumbuhan mikro, sedangkan komponen abiotik meliputi cahaya matahari, tanah, air, udara, dan nutrisi. Dan Menurut (Nurhayati et al., 2016) dalam minapadi terdapat hubungan simbiosis mutualisme antara padi, ikan, air dan tanah untuk mencapai kondisi keseimbangan ekologis.
  • Aspek social
  • Pada aspek social, dengan adanya sistem mina padi nantinya akan membuat pertanian menjadi sesuatu yang menarik terutama bagi generasi muda.  Mengurangi tingginya urbanisasi, karena generasi muda dapat memajukan desanya dengan terjun dalam bidang pertanian sehingga mengurangi ketergantungan dalam mencari pekerjaan di kota, seperti yang terjadi di Kabupaten Sleman, minapadi dikemas menjadi wisata oleh generasi muda di Cibuk Kidul, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan.
  • Aspek ekonomi 
  • Keunggulan minapadi dibandingkan dengan sistem monokultur dari aspek ekonomi antara lain minapadi merupakan pilihan yang tepat untuk diversifikasi, karena minapadi merupakan sistem yang paling efisien dalam mengurangi biaya terutama untuk penggunaan pupuk dan minapadi dapat mengurangi penggunaan insektisida, menekan pertumbuhan rumput, dan mengurangi hama dan gulma sehingga menurunkan biaya produksi dalam penanaman padi. Menurut (Sukri & Suwardi, 2016) berkurangnya hama, penyakit dan gulma pada tanaman padi akan berdampak bagi pertumbuhan padi dan ikan, yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi padi.  Jika kita menerapkan budidaya padi menggunakan sistem monokultir biasa pada akhirnya kita akan tetap mengeluarkan biaya untuk pembelian pestisida, pupuk dan lain-lain. Dengan adanya pengurangan biaya-biaya baik dari penyediaan lahan, pengolahan tanah, pengairan, penggunaan pupuk dan pakan, serta pemeliharaan ikan maka  pendapatan petani semakin meningkat.  Petani akan mendapatkan penghasilan tambahan berupa ikan dengan tidak mengurangi pendapatannya dari tanaman padi

Apakah sistem budidaya padi dengan sistem minapadi sesuai dengan pertanian berkelanjutan? Tentu saja iya.. pertanian berkelanjutan atau Sustainable Agriculture adalah Pertanian yg dapat berkembang secara tidak terbatas ke arah manfaat yang semakin besar bagi manusia, penggunaan sumber daya yangg lebih efisien, dan berkesetimbangan dengan kondisi lingkungan yang sesuai untuk manusia dan spesies lainnya. pada sistem mina padi telah memenuhi 3 asas penting pada pertanian berkelanjutan, yaitu asas kesejahteraan social, keuntungan ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Untuk asas kesejahteraan social dapat kita lihat dari contoh  generasi muda di Cibuk Kidul, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan yang menjadikan mina padi menjadi obyek wisata, dengan adanya kegiatan tersebut otomatis kesejahteraan social meningkat. Dan untuk asas keuntungan ekonomi dapat kita ketahui dari keungulan sistem mina padi dibandingkan dengan sistem monokultur, yaitu mina padi ini merupakan sistem pertanian yang efisien dalam mengurangi biaya seperti biaya untuk penggunaan pupuk dan penggunaan insektisida, dan menekan pertumbuhan rumput, dari hal tersebut biaya dapat ditekan sehingga biaya produksi bisa di minimalisir.

Untuk asas kelestarian lingkungan, pada sistem mina padi, para petani tidak lagi menggunakan pestisida yang nantinya dapat berdampak pada lingkungan, maka dari itu sistem mina padi ini dapat dikatakan sistem yang ramah lingkungan, sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan.

Budiaya padi dengan sistem minapadi ini jarang dapat dijumpai dikarnakan intensifikasi pertanian modern yang banyak menggunakan pestisida yang dapat berdampak pada lingkungan, membuat ikan dan hewan-hewan air tawar lain yang secara tradisional dapat menjaga kesuburan sawah mati sehingga para petani yang mengunakan sistem minapadi ini menjadi terganggu. padahal minapadi pantas untuk diterapkan, karena minapadi terbukti telah berhasil dan memberikan banyak keuntungan dari berbagai aspek, baik aspek ekologi, sosial maupun ekonomi.  Dan minapadi memberikan pendapatan yang lebih besar dari pada non minapadi (monokultur). Kurangnya kesadaran para petani untuk menjaga kelestarian lingkungan menjadikan sistem minapadi ini menjadi ditinggalkan.

Sumber Pustaka:

Nurhayati, A., Lili, W., Herawati, T., & Riyantini, I. (2016). Derivatif Analysis of Economic and Social Aspect of Added Value Minapadi (Paddyfish Integrative Farming) a Case Study in the Village of Sagaracipta Ciparay Sub District, Bandung West Java Province, Indonesia. Aquatic Procedia, 7 12–18.

Gurung, T. B., Bista, J. D., & Dhakal, H. P. (2002). Ecological Principle of Rice-Fish Farming and Research Experiences: An Implication for Wider Adoption. In T. B. Gurung & A. Subedi (Eds.), Rice-fish farming: an adoption for rice field productivity enhancement (pp. 11–20). Agriculture Research Station (Fisheries), Pokhara of NARC Nepal.

Sukri, M. Z., & Suwardi. (2016). Kelompok Tani Program Intensifikasi Sistem Minapadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun