Pernahkah Anda merasa uang yang masuk setiap bulan selalu lebih cepat habis dari yang dibayangkan? Gaji baru turun, eh, dua minggu kemudian sudah menipis. Banyak orang mengalaminya, dan sering kali bukan karena penghasilan yang kurang, melainkan karena cara kita mengelola uang belum tepat. Di sinilah pentingnya literasi keuangan: sebuah keterampilan hidup yang sering terlupakan, padahal sangat menentukan masa depan.
Secara sederhana, literasi keuangan adalah kemampuan kita untuk memahami, mengelola, dan mengambil keputusan bijak terkait uang. Mulai dari cara membuat anggaran, menabung, mengelola utang, hingga berinvestasi. Melek finansial bukan hanya untuk orang kaya atau pebisnis besar. Justru, semakin sederhana kondisi finansial kita, semakin penting pula keterampilan ini agar uang yang ada benar-benar bermanfaat.
Sayangnya, survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68%. Artinya, masih ada lebih dari separuh masyarakat kita yang belum benar-benar paham bagaimana mengelola keuangannya.
https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Survei-Nasional-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-Tahun-2022.aspx
Kenapa Literasi Keuangan Itu Penting?Â
Bayangkan kalau kita tidak tahu cara mengatur uang, apa yang terjadi? Bisa jadi kita terjebak utang konsumtif, sulit menabung, bahkan rentan terhadap penipuan investasi bodong.
Sebaliknya, dengan literasi keuangan, kita bisa:
- Mengatur keuangan bulanan dengan tenang. Tidak lagi bingung "kemana perginya uang".
- Mempunyai dana darurat. Jadi tidak panik saat ada kejadian tak terduga.
- Mempersiapkan masa depan. Misalnya untuk biaya pendidikan anak, beli rumah, atau pensiun.
- Berani berinvestasi. Tidak asal ikut tren, tapi paham risiko dan keuntungannya.
Singkatnya, literasi keuangan memberi kita kendali atas uang, bukan sebaliknya.
Cara Mudah Memulai Literasi Keuangan
Banyak orang mengira literasi keuangan itu rumit, penuh istilah teknis, dan hanya untuk orang yang belajar ekonomi. Padahal, ada langkah-langkah sederhana yang bisa langsung kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Catat Arus Keuangan
- Mulailah dengan menulis setiap pemasukan dan pengeluaran. Bisa pakai buku kecil, Excel, atau aplikasi keuangan. Dari catatan ini, kita bisa tahu pos mana yang paling banyak menghabiskan uang.
- Gunakan Metode 50-30-20
- Atur pengeluaran dengan rumus sederhana: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk gaya hidup, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Dengan begitu, uang lebih terarah dan tidak habis tanpa jejak.
- Pisahkan Rekening Tabungan
- Jangan campur uang untuk kebutuhan sehari-hari dengan uang tabungan. Pisahkan ke rekening berbeda agar tidak tergoda menggunakannya.
- Bangun Dana Darurat
- Usahakan punya tabungan khusus yang setara 3--6 bulan pengeluaran. Ini akan jadi "penyelamat" saat terjadi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau sakit.
- Belajar Investasi Sejak Dini
- Tidak harus langsung besar. Mulai dari investasi yang sederhana, seperti reksa dana atau emas. Yang penting bukan jumlahnya, tapi kebiasaannya.
- Hati-hati dengan Utang
- Utang bukan musuh, asalkan produktif, misalnya untuk usaha. Tapi hindari utang konsumtif seperti pinjaman online hanya demi belanja barang yang tidak mendesak.
- Melek Finansial, Hidup Lebih Tenang
- Melek finansial bukan berarti kita harus pelit atau anti bersenang-senang. Justru, dengan pengelolaan uang yang baik, kita bisa menikmati hidup dengan lebih tenang karena tahu masa depan sudah dipersiapkan.