Mohon tunggu...
Ahmad Soleh
Ahmad Soleh Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Editor Lepas

Menulis konten bertema sosial, politik, budaya, pendidikan, dan agama. Selain itu, juga menjadi pengrajin puisi. Bekerja sebagai editor lepas dan penulis konten.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit Sambil Nonton Asep Show

2 April 2023   23:01 Diperbarui: 2 April 2023   23:25 1918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kaskus.co.id

"Asep Show... jengjengjeng... di TPI..."

Lirik opening yang sangat ikonik ini hampir selalu menemani waktu-waktu menjelang berbuka puasa.  Generasi 90-an pasti tahu tayangan ini. Tontonan bernuansa komedi ini begitu unik pada masanya. Pasalnya, acara yang ditayangkan di TPI (kini jadi MNC) ini mengangkat peran utama sebuah wayang golek bernama Cepot. 

Pada masa itu, karakter Cepot begitu populer dikenal di kalangan masyarakat. Ini tak lepas dari peran sang dalang legend dari tatar Sunda, yakni Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya. Jam terbang sang dalang yang luar tinggi biasa membuatnya dengan mudah dikenal masyarakat (bila saat ini mungkin bisa dikatakan viral di kalangan masyarakat). Rekaman tayangan di panggung-panggung pementasan menyebar dengan masif, bahkan di pasar-pasar CD bajakan.

Dalang kelahiran 1955 ini, kerap membawakan lakon bodor Sunda lewat karakter utama dalam pementasannya, Si Cepot. Karakter Cepot beserta sejumlah karakter golek lainnya (Petruk, Gareng, dan Semar) kerap muncul di berbagai kesempatan. Alhasil, popularitas karakter wayang golek yang sebetulnya bukan tokoh utama dalam cerita aslinya ini, membuat kehadirannya ditunggu-tunggu pemirsa layar kaca.

Sebab kesohoran Cepot, Petruk, Gareng, dan Semar itulah, tayangan Asep Show di TPI jadi sangat dinanti, terutama oleh kalangan masyarakat Sunda dan para perantau di Ibu Kota. Keluarga saya pun begitu gemar dan menantikan tayangan ini. Saya sendiri yang pada masa itu masih seusia anak SD jadi terbawa gemar dengan tayangan Asep Show itu karena sejumlah alasan mendasar.

Pada awal 2000-an, ketika tayangan Asep Show muncul di layar TV, dunia komedi seolah mengalami penyegaran. Sosok dalang Asep Sunandar Sunarya yang begitu kreatif dan inovatif dengan karyanya, membuat pementasan wayang golek Si Cepot menjadi tambah menarik. Apalagi, ketika wayang golek dikolaborasikan dengan kehadiran sejumlah pelawak kenamaan, mulai dari Komeng, Malih Tongtong, Bolot, Mastur, dan sebagainya.

Selain itu, dalam beberapa episode, para komedian tersebut bisa tampil dalam wujud wayang golek. Bagian yang ini sependek pengetahuan saya, tidak pernah muncul dalam pementasan wayang golek tradisional yang biasa tayang di panggung-panggung rakyat. Ya, Asep Show yang tayang di TPI membawa nuansa yang sangat berbeda, baru, dan unik. Pementasan wayang golek yang sedianya distigma kampungan dan tidak relevan, dibantah dengan adanya tayangan Asep Show ini.

Sehingga, pantas sekali, tayangan komedi segar yang dihadirkan pun berhasil menarik atensi dan membius para pemirsa yang menonton sembari menanti azan Maghrib ini. Ya, karena tayangan ini sengaja dihadirkan spesial di bulan Ramadhan. Tentu saja, ini sangat memorable bagi anak-anak pada masa itu.

Ramadhan pun jadi kian berwarna berkat adanya tayangan yang menurut saya tidak cuma jadi hiburan ini. Tidak jarang, komedi yang dihadirkan lewat sketsa-sketsa singkat, memberikan kritik dan hikmah yang tanpa sadar bisa "menyindir" dan memberikan pelajaran tanpa "menggurui". Bukankah memang begitu komedi seharusnya?

"Asep Show... jengjengjeng... di TPI..."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun