Mohon tunggu...
Ahmad Zainuddin
Ahmad Zainuddin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Aktif Universitas Pamulang

"Jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain" Universitas Pamulang 📚

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Pedagang Sepi Butuh Bantuan (PSBB)

17 Desember 2020   17:00 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:02 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak merebaknya wabah Covid 19 pemerintah pusat dan pemerintah daerah berlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah khususnya di DKI Jakarta, para pedagang kaki lima mengalami dampak ekonomi yang cukup drastis.

Salah satu elemen terdampak kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah seluruh para pedagang kaki lima di sejumlah daerah, khususnya Dipuskesmas, Kelurahan Bintaro, Jakarta.

Para pedagang kaki lima mengakui sejak merebaknya pandemi Covid-19, pendapatan mereka menurun drastis bahkan sampai 70 persen dari hari biasanya.

Mereka para pedagang kaki lima mengakui tidak hanya  dirinya seorang diri  tetapi juga pedagang kaki lima lainnya disejumlah wilayah mengalami  penderitaan serupa, bahkan ada yang gulung tikar karena sepi pembeli.

Salah satu pedagang kaki lima diPuskesmas  biasanya mendapatkan 200 sampai 300 ribu per hari kini hanya 30-50 ribu per hari, itupun hanya bisa buat makan anaknya.

Belum lagi ada seorang pedagang memiliki enam orang anak dan yang kuliah ada empat orang dan dua anaknya berkerja, namun empat orang anaknya bayaran tetap berjalan meskipun harus ada yang mengalah siapa yang harus dibayar duluan.

Para pedagang kaki lima didepan Puskesmas Kelurahan Bintaro pun mengaku khawatir bisa terpapar COVID-19 karena berdagang didepan Puskesmas Kelurahan Bintaro, tetapi situasi yang mengharuskannya berjualan agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Hal tersebut menjadi dilema tersendiri bagi dirinya di tengah Pendemi COVID-19 ini dan para pedagang lain.

Karena para pengunjung puskesmas sepi dan takut untuk berobat, walaupun ada yang berobat mereka tidak punya uang untuk membeli. Belum lagi ada istri salah satu pedagang yang sedang mengandung sembilan bulan yang butuh biaya buat melahirkan anaknya.

Dia pun bingung harus berbuat cara bagaimana lagi mendapatkan uang untuk membiayai istrinya yang mau melahirkan dan membayar kontrakan.

Dia hanya pasrah dengan keadaan saat ini membuat dirinya memegang beban yang sangat berat. Dan ada pula pedagang lainnya yang gulung tikar akibat Pandemi Covid 19 ini karena tempat sewa yang mahal dan sepinya pembeli membuat dirinya harus gulung tikar dari depan puskesmas kelurahan bintaro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun