وهنا تعارضت مفسدتان: المفسدة الأولى: مفسدة النفس، والمفسدة الثانية: الأكل من الميتة، فتُجُنِّبَت المفسدة الأشد، ولو كان في ذلك ارتكاب المفسدة الأقل بأكل الميتة.
Dari ayat ini diketetahui adanya dua bahaya, yaitu bahaya bagi diri sendiri (jika tidak makan dia akan mati), dan bahaya kedua memakan bangkai yang haram, maka jalan keluat dari dua bahaya itu adalah memilih bahaya yang lebih ringan yaitu memakan bangkai.
وكما أن المصالح تتقسم لأقسام عدة، كذلك المفاسد، وقوله: “على المصالح في جلبها” يعني: في إحضارها والعمل بها، “والدرء للقبائح” :الدرء المراد به الإبعاد، المراد بالقبائح: المفاسد، والمفاسد منها: مفاسد مكروهة، ومفاسد محرمة، المفاسد المحرمة منها ما هو كبائر، ومنها ما هو صغائر، وتتفاوت في نفسها إلى مراتب عديدة،.
Sebagaiaman mashooleh (mashatah dan manfaat) itu terbagi menjadi berbagai macam (lihat pembahasan sebelumnya) maka begitu juga al mafasid ( muhdarat dan bahaya), maka ucapan dari qaidah kedua an dinu mabniyun “ala mashalihi fil jalbiha” artinya: untuk mendatangkannya dan beramal dengannya. Dan makna dari “ad dar’ii lil qobaikhi”: Imaknanya menjauhkan dan menghilangkan, sedang makna “al qobaikhi” adalah mafsadah atau bahaya, dan diantara macam-macam mafsadah dan bahaya itu diantaranya :