Mohon tunggu...
Ahmad Samsi
Ahmad Samsi Mohon Tunggu... Guru - Berselancar

Berkarya di semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Pacek Mawo (Tanam Padi)

9 Maret 2021   07:17 Diperbarui: 9 Maret 2021   07:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

November kemarin memang sudah waktu berakhir untuk musim tanam padi di daerah pedalaman.

Ya, asyik lah kalau ikut barisan orang orang pacek gitu!!! Karena barisan orang pacek itu terhimpun tenaga yang julu. Waduhhhh julu??? Nah, julu sebutuan lazim untuk menandakan kegotong royongan dalam hal kebersamaan untuk kegiatan pacek ini. Misalnya, hari ini di kebun si A untuk tanam padi, maka undang warga lain yang menghadiri pacek dan akan dibalas ketika warga si b untuk pacek.

Pacek, dan kearifan tradisi di pedalaman sampai hari ini tidak luntur dan tidak punah oleh waktu,. Mengapa??? Ini yang unik guyssss.. Karena dalam pacek ini biasanya banyak menu makan, juga tawa daler ( candaan) untuk mengiringi langkah pacek.

Konem uma ca lingko ko pisa lingko, ome tawa daler laing pacek toe manga nuing kolang leso agu kolang wai. Artinya sekalipun luas lahan, panas trik matahari, tidak akan terasa dibadan karena candaan mengiringi pacek yang membuat senang.

Saya ikut pacek..!!!! Haaa!!!! Lompa yang terbuat dari kayu yang berukuran panjang sekitar 7 meter, dan diujungnya ditaruh bancik agar bisa menggali tanah nann disertai ayunan tenaga. Barisan laki laki selalu yang pacek. Ihhhhh asyik asyik guyssss...!!!

Biasanya kaum ibu ibu yang luji (menaruh benih padi ke dalam lubang tanah atau sudah pacek). Ibu ibu juga ikut berbaris saat luji, dan setiap lubang harus diisi benih padi. Dan tidak kalah saingan juga sama bapak bapak kalau ganda. Heeeee

Tradisi pacek ini sudah tradisi yang sangat tua sekali, yang kalau dalam kurun sejarah bahwa pacek tempo dulu oleh orang tua selalu diawali dengan sebuah tradisi randang (kebiasaan adat lokal manggarai) untuk memberikan penghormatan kepada leluhur. Yang sekalipun saat sekarang dapat dijumpai tradisi randang namun tidak seperti dulu. Yang pasti para tua adat sangat tau bagaimana memulai randang pacek.

Kembali lagi pacekkkkk huuuuuu... Hemmm.
Pacek itu biasanya mulai pukul 6 pagi sampai selesai, sesuai ukuran luasa lahan dan medan. Yang heboohh nihh doal lompa. Maksudnya kalau sudah di kebun si A lanjut di kebun si B dengan waktu yang bersamaan. Biasanya kalau kegiatan pacek seperti ini maka makannya juga dua kali karena uma/kebun tuan yang berbeda.

Sehingga kalau sudah tiba musim pacek, saya lebih intens ikut pacek. Asyikk lohhhh...

Jadi keberadaan tradisi pacek yang sangat sarat penuh makna gotong royong kehidupan sungguh tak punah oleh kehadiran tekhnologi yang menumbuh kebiasaan keegoan dan persaingan individu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun