Mohon tunggu...
Ahmad RoniTaufiqi
Ahmad RoniTaufiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Jiwa-jiwa yang Harus Ada pada Santri

20 Oktober 2021   21:17 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:37 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perjuangan yang telah pendahulu kita lakukan tentunya harus kita lanjutkan sebagai santri yang telah menjadi salah satu ikonik perjuangan di negara indonesia. Namun di era sekarang tentunya kita tidak harus berjuang seperti ulama ulama kita terdahulu tetapi di era modern ini kita harus mengasah otak kita belajar dengan giat dan harus selalu melakukan kegiatan kegiatan positif lainnya dan selalu cinta kepada tanah air kita, karena kita harus selalu ingat bahwa para pendahulu kita yaitu ulama ulama dan para santri terdahulu itu berjuang mati matian untuk merebut kekuasaan indonesia dari penjajah.

Jadilah santri yang berkompeten karena kita sebagai santri harus membuktikan bahwa santri tidak hanya pintar mengaji kitab tetapi juga memiliki kompetensi dalam keilmuan keilmuan lainnya.

Santri itu sendiri juga harus menerapkan etika etika yang telah menjadi urat nadi dari santri itu sendiri. Ada lima macam jiwa yang harus dimiliki oleh santri agar bisa menebarkan manfaat kedamaian dan kebaikan bagi orang lain

Jiwa keikhlasan

Jiwa yang satu ini adalah jiwa nomor satu yang harus kita tegakkan agar kita dapat menjadi santri milenial yang baik dan dapat berguna bagi nusa agama dan masyarakat sekitar. Ikhlas itu sendiri adalah 2L yaitu lakukan dan lupakan semudah itu kita  melakukan jiwa yang seharusnya sudah sangat erat dalam benak santri karena biasa di pondok pesantren kita harus senantiasa ikhlas yaitu Sepi ing pamrih (tidak didorong oleh keinginan memperoleh keinginan tertentu), tetapi semata-mata karena ibadah. Hal ini meliputi : Kyai ikhlas dalam mengajar, santri ikhlas dalam belajar,. Segala gerak di dalam pondok berada dalam keikhlasan yang mendalam. Dengan demikian, maka seorang santri atau setiap santri mengerti dan menyadari arti ikhlas itu sendiri

Jiwa kesederhaan

Kehidupan di Pondok diliputi kesederhanaan. Sederhana bukan berarti pasif (bahasa jawa : nrimo) dan bukanlah artinya kemelaratan atau kemiskinan, bukan. Tetapi mengandung unsur ketabahan dan kekuatan hati, penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan kehidupan dengan menghadapi kesulitannya. Jadi kita sebagai santri akan diajarkan untuk melatih mental kita yaitu ketebahan dengan kata lain kita telah diajarkan untuk kaya untuk berbagi dan miskin atau melarat tetapi tidak meminta minta

Jiwa Berdikari

Jiwa yang satu adalah salah satu jiwa yang amat membuat santri lebih kuat mentalnya adalah karena mereka harus berdikari yaitu berdiri diatas kaki sendiri, di jiwa ini kita sebagai santri dianjurkan untuk selalu hidup penuh dengan kemandirian dan harus tidak selalu bergantunjg kepada orang lain contoh ketika di pondok kita harus mencuci baju kita sendiri merapikan lemari kita sendiri agar ketika di masyarakat kita sudah terbiasa untuk melakukan hal yang ingin kita selesaikan tanpa menyusahkan atau merepotkan orang lain

Jiwa ukhkuwah islamiyah

Kehidupan di pondok diliputi suasana persaudaraan yang akrab sehingga kesenangan dirasakan bersama dengan jalinan perasaan keagamaan, ukhuwah ini bukan asja di dalam pondok, tetapi juga mempengaruhi kearah persatuan ummat dalam masyarakat sepulangnya dari pondok. Arti ukhkuwah itu sendiri merupakan ke eratan atau persaudaraan yang baik al islamiyah dalam islam jadi bisa kita artikan ukhkuwah islamiyah itu sendiri sebagai persaudaraan yang erat antar umat beragama islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun