Mohon tunggu...
Ahmad Rido Fauzi
Ahmad Rido Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang insan yang sedang mencari kegiatan yang dirasa lumayan bermanfaat daripada hanya sekedar menghabiskan waktu di laptop hanya dengan menonton Film dan Bermain Game.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibnu Batutah Traveler Muslim Saingan Marcopolo

15 Juni 2023   20:00 Diperbarui: 15 Juni 2023   20:17 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman sekarang siapa sih yang gak suka travelling, mengunjungi berbagai destinasi wisata lokal, nasional, maupun mancanegara. Travelling acap kali menjadi salah satu kegiatan melepas penat dari kesibukan sehari-hari, travelling sekarang menjadi suatu trend Yang sangat digemari oleh para kawula muda maupun orang tua, sampai-sampai muncul kalimat "healing" bagi orang-orang yang sedang melakukan travelling.

Namun, apakah kalian tahu traveller pada masa abad pertengahan yang beragama Islam?. Pastinya pada masa abad pertengahan transportasi sangat amat terbatas dan apabila ingin melakukan suatu perjalanan, maka harus dipersiapkan secara matang segala hal yang menunjang perjalanan tersebut. Akan tetapi bagaimanakah traveller muslim ini dapat menjelajahi negara-negara di dunia dengan segala keterbatasan yang ada?.

Penyuka sejarah atau mungkin anda sendiri pasti mengenal penjelajah dunia dari benua Eropa di masa lampau seperti Marcopolo dan Christopher Columbus. Namun, apakah anda mengetahui salah satu penjelajah dunia pertama dalam sejarah selain dari Marcopolo dan Columbus?. Ternyata orang Muslim pada abad pertengahan juga sudah mulai menjelajahi dunia, ialah Ibnu Batutah seorang penjelajah beragama Islam yang dapat disejajarkan dengan penjelajah-penjelajah terkenal Eropa.

Ibnu Batutah yang memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al-Lawati At-Tanji bin Batutah, merupakan seorang traveler Muslim yang namanya pada masa itu Sejajar dengan traveler non-muslim Eropa yaitu Marcopolo. Ibnu Batutah lahir di negara Maroko pada tahun 1304 Masehi. Beliau lahir di dalam lingkungan keluarga yang berada serta taat beragama. Berkat didikan dari kedua orangtua nya inilah Ibnu Batutah menjadi seorang muslim yang taat serta cerdas.

Pada tahun 1326 M, Ibnu Batutah melakukan pengembaraan pertamanya, negara pertama yang menjadi tujuannya ialah negara Arab Saudi. Ibnu Batutah pada awalnya hanya memiliki niat untuk berangkat melakukan Ibadah Haji ke kota Mekkah. Namun ternyata, semenjak perjalanan ibadah Haji ke kota Makkah Ibnu Batutah malah tertarik melakukan perjalanan lainnya dan ia berambisi mengelilingi negara-negara di dunia yang dipimpin oleh Kekhalifahan Islam.

Ibnu Batutah mengelilingi berbagai macam negara yang dipimpin oleh Kekhalifahan Muslim, negara-negara tersebut diantaranya: kota-kota besar di Afrika Utara, Iskandariyah, Dimyath, Kairo dan Aswan di Mesir, Palestina, Syam, Mekkah, Madinah, Najaf, Basrah, Syiraz di Iran, Moshul, Diyarbakr, Kufah, Baghdad, Jeddah, Pantai Timur Afrika, Yaman, Oman, Hormuz, Bahrain, Asia Kecil, Anak Benua Karam, Rusia Selatan, Bulgaria, Polandia, Istirkhan, Konstantinopel, Sarayevo, Bukhara, Afghanistan, Delhi, India (ia menjadi hakim disini selama 5 tahun), Maladewa, Cina, Ceylon, Bengali, Indonesia, Iran, Irak,, kemudian kembali lagi ke negara Afrika, Mali dan terakhir di negara Fez, dimana ia menghabiskan masa tuanya dibawah pemerintahan Sultan Abu 'Inan.

Yang menarik disini adalah Ibnu Batutah pernah menginjakkan kaki di Indonesia, yang pada masa itu dibawah kekuasaan kerajaan Samudera Pasai. Raja Kesultanan Samudera Pasai, Sultan Malik Az-Zahir yang merupakan penerus kedua kerajaan ini setelah Sultan Malikussaleh beserta para rakyatnya menyambut rombongan Ibnu Batutah dengan suka cita. Ibnu Batutah menyaksikan bahwasanya di lingkungan Kesultanan Samudera Pasai masih memegang teguh adat kebiasaan agama Hindu-Buddha, hal ini dapat dimaklumi dikarenakan Kesultanan Samudera Pasai sewaktu dikunjungi Ibnu Batutah baru saja beralih dari kerajaan Hindu-Buddha menjadi Kesultanan Islam.

Pernah suatu ketika, Ibnu Batutah dan rombongannya diundang ke istana oleh raja, sesampainya di istana, Ibnu Batutah disambut oleh para petinggi kerajaan. Di istana, Ibnu Batutah diberikan baju adat resmi kerajaan. Sultan Malik Az-Zahir kemudian melaksanakan diskusi di istana dengan Ibnu Batutah mengenai hukum Islam, berbekal pengalaman sebagai hakim di India Ibnu Batutah kemudian memaparkan hukum-hukum Islam, sang sultan pun sangat menikmati diskusi tersebut. Di dalam istana, Ibnu Batutah juga berjumpa dengan orang yang ia kenali sewaktu di India, ia adalah perwira tinggi kesultanan. Ibnu Batutah mengenalinya dikarenakan perwira tersebut pernah mengunjungi India dalam misi diplomatik Kerajaan Samudera Pasai.

Ibnu Batutah tinggal selama 2 minggu di Kesultanan Samudera Pasai, ia kemudian berpamitan kepada Sultan Malik Az-Zahir dikarenakan ia harus berangkat menuju Canton, Cina. Sebelum berpamitan, sang sultan menyiapkan acara pelepasan Ibnu Batuta yaitu acara makan di kapal yang dipersiapkan oleh pejabat istana  dengan penuh kehormatan, sang sultan juga memberikan persediaan makanan untuk bekal Ibnu Batutah di perjalanan. Ibnu Batutah meninggalkan Kesultanan Samudera Pasai pada bulan April 1346 M.

Ibnu Batutah menuliskan perjalanan mengelilingi dunia melalui buku Rihlah ilal Masyrik (Pengembaraan ke Timur). Buku ini diinisiasi oleh Sultan Abu 'Inah dengan seorang editor sastra bernama Ibn Jaziy Al-Gharnathi dengan penuturan langsung dari Ibnu Batutah sebagai sumber primernya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun