Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahan Amarah Atasi Polemik Perppu Cipta Kerja

15 Januari 2023   05:44 Diperbarui: 15 Januari 2023   06:00 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amarah (ilustrasi) - hellosehat.com

Keriuhan kontrovesi Perppu Cipta Kerja yang disahkan oleh presiden Jokowi pada 30 Desember 2022 lalu masih belum juga usai. Sabtu, 14/01 2023 kembali digelar aksi demonstrasi untuk menolak Perppu Cipta Kerja. Media sosial dipenuhi dengan cemoohan, makian, yang ditujukan kepada pemerintah atau bahkan kepada sang pemimpin. Tidak hanya berisi kritik mengenai esensi Perppu Ciptaker tapi juga narasi kebencian yang diumbar kepada pemimpin dan pemerintah. Mereka dengan mudahnya menyerang personal, menyebut pemimpin dengan diksi negatif yang sangat tidak pantas.

Kritik sejatinya menyampaikan analisa dan membaca kebolongan sebuah kebijakan yang bertujuan agar pemerintah dapat memperbarui atau memperbaiki kebijakan yang diambilnya. Alangkah baiknya bila mengkritik Perppu Ciptaker dengan data, analisa, dan argumen serta disampaikan dengan bahasa yang santun. Jika hanya bersandar pada opini, asumsi dan persepsi jangan anggap itu sebagai kritik. Untuk kelompok ini, kritik hanya dijadikan sebagai pembenaran dari aksi amoral mereka mencaci maki dengan tujuan menghina.

Masih ada kelompok lainnya yang memanfaatkan kontroversi Perppu Ciptaker untuk kepentingan golongannya sendiri, kalau kata peribahasa 'mengambil kesempatan dalam kesempitan'. Kelompok ini tak pernah ketinggalan momentum, selalu sigap menawarkan khilafah sebagai solusi. Tawaran sistem khilafah tentunya bukan tanpa aksi untuk mewujudkannya. Kita harus waspada dan tidak boleh lengah, jangan sampai kontroversi ini ditunggangi untuk mengadu domba  sehingga kita menjadi terpecah-pecah dan terbelah. Dalam konteks ini, hal yang sangat mungkin dilakukan mereka adalah menyebar narasi pembangkangan sosial.

Oleh karena itu, di tengah situasi yang semakin memanas ini, jangan sampai kemarahan kita dikipasi agar terus semakin menjadi, hingga pada akhirnya kita terjerat skenario pembangkangan sosial besar-besaran yang mungkin saja momennya sudah dinantikan kelompok tersebut. Tahanlah marahmu sekuat mungkin. Karena, marah cuma mendatangkan kerugian. Tak sedikit kemarahan membuat segalanya berantakan. Persaudaraan terpisahkan, damai jadi dendam, tujuan terabaikan, impian terburaikan, bahkan bisa berujung kematian, karena dendam dilampiaskan.

Kalau anda sedang marah, ingat, orang yang bisa menahan marah itu Allah siapkan surga baginya yang luasnya seluas langit dan bumi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran : 133. Ayat ini jelas sekali menempatkan orang-orang yang mampu menahan marah sebagai orang yang bertakwa. Kenapa? Karena memang menahan marah bukan perkara mudah, perlu kekuatan diri yang bersumber dari dalam hati. Orang yang bisa menahan amarah itu, salah satu karakter orang yang sabar, orang sabar itu selalu disertai oleh Allah SWT.  Mari kita tahan amarah dalam keadaan, situasi dan kondisi apapun karena marah itu jalan dan ruang tercepat bagi syetan menguasai kita. Tahanlah marah, sekalipun kepada musuh.

Lantas bagaimana menahan marah? Berikut cara ampuh menahan amarah :

Ucapkan ta'awuz. Sebagaimana petunjuk Nabi dalam hadist yang diriwayatkan as-sahmi dalam tarikh jarjan. "Jika seseorang marah, kemudian ia mengucapkan a'udzu Billah (aku berlindung kepada Allah) , maka redalah marahnya".

Diam. Hadis riwayat Ahmad; "Jika kalian marah, maka diamlah". Dengan diam maka insyaallah marah akan padam. 

Mengubah posisi. Hadis riwayat Abu Daud, "jika kalian marah saat berdiri, maka duduklah, jika marah telah hilang maka cukup, jika tidak lenyap, maka berbaringlah".

Berwudhu. Hadis riwayat Abu Daud,. "sesungguhnya marah itu dari syetan, syetan itu diciptakan dari api, api akan padam dengan air. Apabila kalian marah hendaklah berwudhu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun