Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadan dan Semangat Berbagi Tanpa Saling Memusuhi

16 April 2022   14:02 Diperbarui: 16 April 2022   14:05 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang paling banyak ditunggu oleh umat muslim. Di bulan suci ini, banyak muslim yang memperbanyak ibadah dan berlomba berbuat kebaikan. Hal ini wajar karena bulan Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan dan berlimpah pahala. Tak heran jika banyak dari umat muslim terus berlomba berbuat kebaikan.

Ramadan juga dijadikan momentum untuk meningkatkan ketakwaan. Bentuk dari ketakwaan ini tidak hanya mendekatkan diri pada Allah SWT, tapi juga belajar berempati terhadap orang lain. Sikap empati ini juga seringkali diajarkan oleh Rasulullah SAW. Tidak hanya berempati ke sesama muslim, tapi juga kepada yang non muslim juga. Dan zakat yang dilakukan di bulan Ramadan atau sedekah merupakan begian dari membangun empati, untuk saling berbagi.

Kenapa kita perlu saling berbagi? Dengan berbagi kita bisa saling meringankan beban orang lain. Dengan saling berbagi, kita juga akan memperlancari rezeki. Dalam teori terima kasih, manusia tidak boleh hanya menerima, tapi juga harus belajar mengasih atau memberi. Take and give. Segala rezeki yang kita terima, harus kita kasihkan ke yang membutuhkan agar rezeki itu terus mengalir.

Jika kita punya makanan, maka bagikanlah makanan itu. Jika kita punya uang, maka bagikanlah uang itu. Jika kita punya waktu, maka bagikanlah waktu itu. Aktifitas saling berbagi itu tentu harus ditujukan untuk hal yang baik, yang memberikan manfaat untuk kepentingan yang lebih luas. Tidak boleh berbagi untuk tujuan yang tidak baik. Semangat saling berbagi ini, akan bisa saling meringankan sekaligus menguatkan.

Namun jika kita lihat apa yang terjadi dalam beberapa tahun ke belakang, kondisinya tentu sangat berbeda. Banyak orang saling caci, saling seteru, saling mencari kesalahan dan kejelekan, hanya karena dipicu oleh informasi yang belum tentu benar. Virus kebencian terus menyebar. Bahkan sesama muslim pun bisa saling berseteru. Penyerangan yang melanda Ade Armando pada aksi unjuk rasa 11 April 2022 kemarin, merupakan bukti bahwa diantara kita masih belum bisa mengendalikan amarah dan kebencian itu sendiri.

Dari pada kita saling menebar kebencian, kenapa kita tidak berbagi kebaikan? Islam mengajarkan tentang bagimana saling mengasihi dan berbagi, tanpa harus saling memusuhi. Bahkan zakat fitrah pun tidak harus diberikan untuk kaum muslim. Untuk non muslim pun juga boleh menerima, sepanjang memang membutuhkan.

Sekali lagi mari kita introspeksi. Jangan lagi saling memusuhi. Hormati bulan suci ini dengan memperbanyak berbagi. Tidak peduli apa yang kalian bagi. Dengan saling berbagi, tidak hanya berbuat baik, kita akan belajar untuk saling empati. Mari tularkan semangat persaudaraan dengan saling menguatkan, bukan saling melemahkan. Mari saling sinergi tanpa harus mencari apa kesalahan dan perbedaan. Pancasila telah mengajarkan kepada kita untuk saling berdampingan dalam keberagaman. Bahkan dalam Islam dan ajaran agama yang lain juga mengajarkan hal yang sama. Salam berbagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun