Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toleransi dan Semangat Menjaga NKRI

5 Januari 2020   05:12 Diperbarui: 5 Januari 2020   05:33 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - kitaumroh.com

Negara kesatuan republik Indonesia. Disitulah kita semua lahir dan tumbuh menjadi warga negara. Luasnya wilayah Indonesia dan banyaknya adat istiadat yang berbeda di masing-masing suku, membuat negara ini harus tetap bersatu. Karena itulah konsep Indonesia dari awal diputuskan sebagai negara kesatuan, bukan negara federal. Dari Aceh hingga Papua adalah Indonesia. Tanpa salah satu propinsi yang ada, tidak bisa disebut sebagai Indonesia.

Untuk menjagai negara kesatuan republik Indonesia, harus bisa memahami tentang Indonesia itu sendiri. Tidak semua orang yang lahir di Indonesia, bisa mengerti dan memahami tentang budaya Indonesia. Apalagi di era milenial seperti sekarang ini, ketika semua informasi dari belahan negeri manapun bisa kita akses dengan mudah. Banyak informasi yang benar dan menyesatkan menjadi satu. Banyak hal yang inspiratif ataupun provokatif berkumpul menjadi satu di dunia maya. Jika kita tidak bisa membedakan dengan baik, maka kebenaran bisa menjadi kebohongan atau sebaliknya.

Di tahun 2020 ini, perlu kiranya untuk tetap terus mengingatkan pentingnya menjaga toleransi. Ancaman radikalisme masih nyata di negeri ini. Propaganda radikalisme masih belum sepenuh hilang, khususnya di media sosial. Di tahun 2019 kemarin, begitu masif provokasi yang terjadi. Bakan sempat terjadi aksi penusukan oleh kelompok JAD yang ditujukan ke Menkopolhukam ketika itu, Wiranto. Banyak orang yang berspekulasi tentang aksi penusukan tersebut. Ada yang mengatakan itu pengalihan isu. Tanpa berpikir itu pengalihan atau tidak, saya meyakini propaganda radikalisme itu masih begitu nyata, dan akan bisa mempengaruhi siapa saja untuk bisa melakukan tindakan radikal.

Mari kita terus ingatkan tentang pentingnya menjaga toleransi. Saat ini, banyak sekali provokasi dan ujaran kebencian yang sengaja disebarkan, untuk bisa menggerus nilai toleransi yang sudah ada dalam setiap budaya yang ada. Dari Aceh hingga Papua, semua adat dan budaya mengandung nilai-nilai toleransi. Karena itulah, keberagaman di negeri ini bisa terjaga hingga saat ini. Karena pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka, yang ramah dan menghargai perbedaan. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia juga masyarakat yang ramah, bukan masyarakat yang mudah marah.

Jika kita lihat beberapa tahun kebelakang, karena kuatnya provokasi membuat banyak masyarakat menghilangkan logikanya. Segala ucapan dan perilakunya dikendalikan oleh amarah yang berlebihan. Perilaku semacam ini memang sering ditunjukkan oleh kelompok intoleran. Tak dipungkiri, kelompok intoleran ini terus berusaha mencari simpati publik, agar bisa mendapatkan tempat. Tak jarang mereka menggunakan nilai-nilai keagamaan, untuk meyakinkan publik. Padahal, cara itu hanyalah digunakan topeng untuk menutupi perilaku yang tidak baik.

Di awal tahun 2020 ini, saatnya menguatkan komitmen untuk terus menjaga NKRI, agar terhindari dari pengaruh buruk. Teruslah menjaga negeri ini dengan toleransi. Karena hanya dengan toleransilah, konsep negara kesatuan ini akan tetap terjaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun