Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Catatan Kaki-kaki Nguli (KKN) Dusun

27 Desember 2018   10:56 Diperbarui: 27 Desember 2018   11:12 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak sudar memang kehilangan seorang putri pertamanya, yang meninggal akibat sakit perut. Tapi, pak Sudar memang cukup lapang dada menerima itu semua, katanya "kalok sudah kemalingan nyawa mau gimana lagi". Sungguh buat hati saya pribadi tersentak dan sadar akan betapa lalainya saya dalam persoalan ibadah. 

Yang membuat hati tersentuh adalah nasehat pak Sudar yang ringan akan tetapi bermakna terhadap saya. Yaitu tentang syurga dibawah telapak kaki ibu "khormatilah orang tuamu, kalau hanya bapak belum seberapa, tapi ibunya sampean-sampean jika masih ada sering-seringlah sungkem" kata pak Sudar. Tradisi membasuh kaki ibu kemudian air basuhan tapak kaki ibu diminum itu sudah banyak menyebar di adat Jawa bahkan mungkin di Indonesia. Tercermin dimadura terdapat kebiasaan seperti itu dan disini di Jember tepatnya di dusun lengkong toko juga tidak asing hal seperti itu.

Perkataan pak Sudar kemudian sampai kepada permasalahan yang sebenarnya hampir sama dengan permasalahan masyarakat lain. Yaitu, anaknya yang kedua memang putus sekolah sejak SMP. "Umurnya masih kecil sekali sudah berhenti" ucap pak Sudar. Pak RI dan pak Amir sesekali mengeluarkan kata-kata seakan-akan mendukung perkataan pak Sudar, bahwa intinya adalah penyesalan akan tiba pada waktunya, juga orang tua pernah bujang dan mengalami masa-masa nakal terhadap orang tua dan jangan pernah membodohi orang tua selagi ada.

Ternyata permasalahan yang patut menjadi perhatian saat ini tidak hanya di Lengkong toko mengenai kenakalan remaja dan putus sekolah di waktu sangat dini. Dimana-mana banyak regenerasi bangsa saat ini cukup nakal hingga bermain dengan hal-hal haram seperti mabuk-mabukan minum arak, sabu-sabu dan hal lain yang sebenarnya itu akan menghancurkan moral bangsa. Bagaimana bangsa Indonesia kedepannya jika anak mudanya sudah tidak peduli akan dirinya dan nasib bangsanya. Budaya putus sekolah mengintip keterangan dari pak Sudar adalah persoalan yang sebenarnya harus di kurangi atau bahkan dibuang jauh-jauh.

Kode file: A3
Judul: wawancara Land Reform
Lokasi: Masjid Lengkong Barat/Desa Merawan/ kec Mayang/kab Jember
Informan: Bapak Ul
Umur Informan: 55
Waktu: Jumat 13 Juli 2018/ 23:00 WIB

Malam Sabtu, atau hari Jum'at sekitar jam 23:00 saya akhirnya bisa mendengar dan berkenalan dengan bapak Ul, pertemuan itu diawali karena ramainya rapat yang kami berduabelas laksanakan. Dari pembahasan maping, transektor, diagram alur, diagram ven, dan segala hal yang kami harus konsep sebagus mungkin. Dari perbincangan didepan posko yang begitu akrab dan dinginnya suhu desa Merwan menambah kesan yang sulit terlupakan. 

Saya dan teman saya mencoba menanyakan segala hal yang dapat ditanyakan kepada pak Ul sebagai warga dusun lengkong toko. Yang tidak luput dari pertanyaan kami malam itu adalah persoalan ekonomi masyarakat desa Merwan khususnya dusun lengkong toko.
"Pekerjaan saya tani, juga kerja sampingan sebagai buruh pengeruk pasir, disana" kata pak Ul sembari tangannya menunjuk ke arah barat. Dia menjelaskan bahwa dia bekerja sebagai tani dan pengeruk pasir di barat, tepatnya perbatasan Merwan dengan Ajung. Pak Ul  sedikit gemuk orangnya. 

Dengan perawakan yang begitu menyenangkan, akhirnya tidak terasa dinginnya udara malam itu. Apalagi ditambah dengan camilan dan secangkir kopi yang sepertinya sangat dinikmati oleh pak Ul. Dia sangat menghargai bagaimana kedatangan kami sebagi mahasiswa KKN.
Secara tidak langsung, soal ekonomi di dusun lengkong toko begitu sejahtera dan makmur. Terbukti dari mengiyakannya pak Ul atas pernyataan kami mengenai kesejahteraan perekonomian masyarakat dusun lengkong toko. 

Dibuktikan dengan lahan-lahan pertanian yang begitu luas di dusun lengkong toko ini. Sesampainya bercerita tentang perekonomian masyarakat yang memang identik dengan pertanian dan pekerja pabrik, kamipun kembali bertanya soal pendidikan. Pak Ul pun memaparkan sebagian dari pemuda Lengkong toko putus sekolah, tapi dia bersyukur anaknya masih bisa lulus SMK pertanian.

Beralih kepada cerita anak pak Ul yang lulus SMK kemudian pada akhirnya bekerja di Indomaret selama satu tahun. Tapi, kemudian anak pak Ul berhenti dan sampai sekarang fokus di pertanian. Dan tutur pak Ul anaknya dalam bertani selalu mengalami nasib beruntung, karena hasil panen yang melimpah. Menurut pak Ul banyak variansi tanaman pada pertanian di Lengkong toko ada padi, ada tembakau, terong, cabe dan lainnya. Sehingga fikir saya banyak hal yang bisa dimanfaatkan untuk memperkaya produktifitas hasil pertanian dan variansi tanaman pangan di dusun lengkong toko ini.

Sayapun akhirnya harus berhenti lebih awal dari perbincangan ekonomi dan pertanian pak Ul. Karena malam itu mata sudah tak henti-hentinya mengajak untuk terlelap. Sudah semangat bertanya dan rasa penasaran soal dusun lengkong toko, akhirnya harus usai karena saya tertidur dan tidak mendengar lagi suara pak Ul yang meneruskan perbincangan bersama teman saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun