(29 September 2018 kolog jembatan)
Panas terik siang itu, membikin pecah telor segalanya termasuk telor-telor dalam ekor-ekor musang. Waduh mohon maaf keadaan sudah lupa kalau telor hanya keluar kepada hewan yang tidak punya watak mamalia atau memiliki kelenjar susu. Yang bisa bertelor adalah dia yang punya kebiasaan bertelor atau dia sudah punya telor, nah pertanyaannya bagaimana telor itu diciptakan kok bisa bulat?. Sama saja dengan bertanya kenapa ada negara di dalam negara?, Itu jawabannya sangat simpel yaitu karena disebabkan, jharene iku kausalitas, kata ingris timur itu sebheb-musabheb. Begitulah fenomena tajuk awal perbincangan ahli filsafat atas nama mad Najib dan ahli sosial Sudarmo.
Sudarmo: mad Najib kamu gak mandi kok bau!?! ( "sembari memegang kumis tebalnya")
Mad Najib: saya menjalankan hidup atas perinsip saya, gak terlalu memikirkan penilaian orang lain (memasang wajah ngeselin)
Sudarmo: Jaseek, morbis, mogud reh, kau ini baunya menganggu orang lain mad (sembari menutup hidung)
Mad Najib: hidung, hidungmu bukan hidungku (wajah datar)
Sudarmo: kau ini Kardiman mad!! (Emosi mulai memuncak)
Mad Najib: kau mau tau kenapa aku tidak mandi berhari-hari mo, Darmo!! (Matanya melihat kosong ke awan, sembari mencium keteknya)
Sudarmo: Ndak, opo jharemu. Can b'na lah!!
Mad Najib: kau rasakan ini harumnya ketiakku maka kau akan paham,, ha ha ha! (Sambil melumuri hidung Sudarmo dengan tangan yang sudah dari ketek)
Sudarmo: aduh bau telur busuk...uweeek...uweekk...