Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rekomendasi Manusia Akhir Zaman

10 Maret 2018   13:55 Diperbarui: 10 Maret 2018   13:58 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada suatu waktu saya sempat mengernyitkan dahi karena manusia. Sebut saja manusia itu Mpok Poniem. Ya dia mungkin bisa disebut guru besar karena memiliki integritas serta kapasitas yang cukup memadai sebagai tenaga pendidik. Alasan saya mengernyitkan dahi tidak lain karena saya kagum melihat kekayaan literatur dan kelenturan sifat jujurnya menceritakan masa lalunya yang begitu menyenangkan sebagai seorang aktivis pergerakan dan pewawancara handal di masanya. Ya namanya juga cerita terkadang memang perlu dibuktikan dengan penelitian secara ilmiah. 

Yang paling cocok mencerminkan percakapan tersebut adalah bahwa pengalaman adalah guru terbaik bagi terbentuknya seorang pribadi. Mpok Poniem kemudian menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi sehingga cocok dijadikan rumus persegi panjang kehidupan sosial. Beliau sambil tersenyum menceritakan bagaimana ekstreamnya seorang temen reporternya dikejar-kejar oleh Waria. Mpok Poniem juga menceritakan bagaimana sebetulnya konsep keberkahan juga menunjang kesuksesan seseorang.

****

Tak lama Babe Endut datang menawarkan pekerjaan yang mencerminkan bagaimana keadaan masa mudanya dulu. Masa dimana babe Ndut sampai tidak lulus tepat waktu karena urusan pembentukan 5 W+ 1 H, nilai C, D, E mungkin hal yang indah selama hal itu dijadikan kosmetik kecantikan karakter yang nantinya bisa dipoles menjadi cantik begitu mungkin kata-kata yang mencerminkan penafsiran saya tentang kehidupan masa lalu Babe Endut hingga menyampaikan beliau jadi tenaga pendidik di salah satu kampus Islam di Jawa timur. Babe Endut dulu juga menjadi pewawancara ulung, bahkan dalam kisah fantastisnya dia sempat mewawancarai seorang tokoh ulama' diindonesia pada waktu usia Babe Endut masih muda. Saya waktu itu malah semakin kerdil dengan usia saya yang sebetulnya sudah bisa dibilang dewasa bukan remaja lagi.

****

Berdiam beberapa detik akhirnya Mpok Poniem memberikan rekomendasi bersama Babe Endut bahwa kuliah itu pasti akan lulus. Tidak berat seperti rindu dilan ke Melia. Cukup hanya kata Istiqomah dan tawakal, kuliah akan selesai pada waktunya. Entah itu kapan. Beckground dari Mpok Poniem dan Babe Endut memang sama-sama aktivis makanya beliau-beliau sama mengerti tentang kehidupan internal kampus dan eksternal kampus generasi O (old) apalagi zaman Z ( now) seperti saat Sekarang ini semua media menjadi teman mengaktualisasikan pemikiran, pergerakan dan lain sebagainya.

****

Tapi, masalahnya Mpok Poniem dan Babe Endut mungkin melakukan objek penelitian terhadap yang tampak di frame beliau. Bahwa rekomendasi manusia zaman akhir saat ini seperti hanya menjadi motivasi sesaat dan menyesakkan dada ketika kontradiksi dengan kenyataan. Kalau dulu mungkin Mahasiswa tidak dituntut untuk sesegera mungkin menyelesaikan akademisnya, karena memang keadaan sebelum tahun 2000 mahasiswa yang dibutuhkan adalah mahasiswa yang memiliki pengetahuan secara generalis tidak seperti saat ini mahasiswa dituntut untuk patuh terhadap sistem yang katanya akan menspesialisasikan mahasiswa terhadap profesi-profesi yang sesuai dengan bangku kuliah.

****

Sampai larut malam aku memikirkan bagaimana rekomendasi kasar Mpok Poniem dan Babe Endut bisa menjadi kerangka berfikir dan bergerak untuk nantinya saya bisa mengorganisir manusia-manusia yang hampir khianat akan sumpah Lantiknya, termasuk saya. Agar supaya nanti saya tidak hanya pandai mengkonsep tentang toleran, moderat, seimbang dan adil, namun juga dapat menginternalisasikannya terhadap dunia nyata. Saya jadi ingat bahwa  *jangan pernah menilai, berbicara, menuduh apalagi menganggap orang yang salah itu lebih buruk dari kita apalagi kita belum pernah terjun dalam kehidupannya*

#refleksi tidak tahu ku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun