Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pesan Sepekan

31 Januari 2018   11:00 Diperbarui: 31 Januari 2018   11:11 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: expodpbbm.blogspot.com

Nasihat Para Golongan Tua Terhadap Golongan Muda


Rabu 31 Januari 2018, Apakabar anda semuanya, semoga kita sama-sama sehat semua pada kesempataan kali ini. "Anak Muda Memang Harus Pandai Mengkritik, tapi Juga Harus Pandai Memberi Solusi!". Itu merupakan kata-kata yang utama hingga membuat saya sadar bahwa saya hanya mampu mengkritik dan tidak mampu menawarkan solusi yang  solutif. Maklum saja saya akui bahwa saya memang anak muda yang saat ini masih begitu bersemangat dalam memberi penilaian terhadap orang lain. Kemudian ketika sebuah fenomena entah sosial, politik, hukum, budaya, ekonomi dan segalanya itu tidak sesuai dengan saya sebagai golongan muda, maka saya pasti sampai berteriak memberi keritik pedas atau mungkin sampai mengeluarkan kata-kata rasis. Tapi, tunggu dulu harap dimaklumi kami golongan muda.

Selama sepekan saya bersyukur mendapatkan informasi dari berbagai media informasi. Kalau saya hitung, informasi itu lebih banyak menceritakan berbagai rencana dan juga kegagalan dari cakupan general kehidupan. Mulai dari sistem edukasi yang menuntut kita menjadi sumberdaya insani yang punya spesialisai, kemudian percobaan Bit Coin di sebuah University yang masih belum terkendali secara optimal, perdebatan nyata dan absurd antara sopir angkot dan PKL (pedagang kaki Lima) soal penutupan ruas jalan oleh gubernur jakarta, gizi buruk yang melanda anak-anak suku Asmat di papua, kata-kata impor beras dan garam, mantan gubernur sumut yang harus menerima vonis penjara empat tahun karena korupsi, Super Blood Moon di langit malam indonesia, pencapaian Rp 64,3 Triliun pemodal asing ke Stratup RI disepanjang tahun 2017.

Tentang target pengelolaan Rp 367,88 triliun oleh Badan peyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun ini, OJK Beri Izin Operasi 3 Bank Wakaf Mikro di Jateng, start strategi politik parpol menuju pemilu 2018, beroprasinya kembali hotel Alexis, tentang film Dilan yang membuat gila kaum pencinta film percintaan, panasnya perburuan Andik Vermansah yang bakal bermain di Liga 1, berlabuhnya Alexis Sances ke Manchester United serta rumor, negoisasi, terealisasinya perpindahan pemain sepak bola dari suatu club ke club lain yang akan dibela, panasnya persaingan kompetisi piala presiden 2018 sebagai turnamen pramusiam kontestan Liga 1 dengan regulasi PSSI 2018. Serta berbagai informasi yang tidak mesti saya sebutkan satu persatu karena banyak.

Banyak sekali memang peristiwa yang mewarnai interaksi antara saya dengan anda, saya dengan negara, saya dengan kuliah, saya dengan organnisasi, saya dengan dunia, anda dengan negara, dengan pekerjaan, dengan kuliah, dengan organisasi serta dengan negara dan dunia. Tapi, saya teramat menerima dan menjadikan informasi seorang guru baik yang hidup maupun mati bahwa "dulu insan yang memiliki pengetajuan yang general akan unggul, berbeda dengan sekarang siapa yang mempunyai spesialisasi dia akan unggul".

Kemarin sore salah satu dosen mengatakan "dunia litersi kita sangat kurang bagus" hal itu tentu sangat diakui oleh saya karena persoalaan seorang mahasiswa yang malas baca dan menulis itu sangat besar di kampus saya. Kemudian dua hari yang lalu ada pesan dari dosen juga, katanya "kita perlu kepo" hal itu bukan asal kepo tentunya, kepo itu dalam hal penelitian kita terhadap persoalan disekitar kita yang sebenarnya sangat kompleks. Karena "kepo" yang saya tangkap dari dosen berarti kita perlu peka terhadap fenomena masyarakat dalam interaksinya dengan berbagai media.

Oh iya, perkataan yang sangat unik oleh seorang dosen juga mewarnai informasi sepekan saya "saya tidak suka berdebat, tapi saya suka diskusi". Artinya golongan muda memang pelu mengkaji dan berkhitoh terhadap budaya musyawarah bukan debat kusir yang saling tawa mentertawakan dan jatuh menjatuhkan teman ketika menawarkan sebuah ide. Makna yang terkandung dalam pesan tersebut bahwa persoalan yang kita hadapi sebetulnya sangat sederhana, saya dan anda hanya perlu menanamkan sikap menghargai supaya tercipta kedisiplinan.

Maka dari itu saya jadi teringat terhadap status pesan WatshApp oleh seorang kakak tingkat bahwa sistem pendidikan kita itu seperti di dekte, dari mau masuk SD sampai Sekolah Perguruan tinggi harus ada tes masuk, tentunya itu akan berlanjut pada dunia kerja dan mengikuti tes itu kita perlu pelatihan. Lalu, sebenarnya pekerjaan saya dan anda sekolah itu sebenarnya apa serta diajari apa? Jawabannya tentu ada pada saya pribadi dan anda pribadi.

Curahan hati saya pada kali ini adalah tentang betapa pentingnya kita dalam menelaah diri kita bersama guna merespon dinamika kehidupan. Nantinya, dalam introkpeksi kita terhadap diri kita dalam segala aspek tentu, akan menciptakan iklim kritik positif yang melahirkan ide solutif, progresif dan inovatif. Ingat yang tua bukan serta merta meletakkan sebuah kebijakan terhadap sebuah persoalan, tetapi sebelumya mereka sudah mengalami lebih dahulu persoalan yang sekarang kita hadapi.

Berfikir positif terhadap lokomotif persoalan kehidupan yang kita hadapi bersama saat ini tentu akan merambat pelan terhadap lokomotif persoalan kehidupan yang akan kita hadapi di masa yang akan datang, disaat kita tua dengan rasio ketergantunga anak muda setelah kita yang tentunya akan lebih kompleks pemikirannya di masa yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun