Mohon tunggu...
Ahmad Qomaruddin
Ahmad Qomaruddin Mohon Tunggu... kolektor buku dan pengagum perempuan cantik

*Dzikir,Fikir,Amal sholeh

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melihat Sampah sebagai Berkah

5 Januari 2020   08:52 Diperbarui: 5 Januari 2020   09:11 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Problem Sampah dan Penanganannya

Berbicara mengenai sampah memang seakan tak ada ujungnya. Wajar saja, setiap hari kita menjumpainya baik saat masih digunakan maupun tidak. Banyak yang menganggap sepele terkait hal ini sehingga masalahnya pun semakin bertambah runcing dan pelik. 

Alasan paling sederhana yang membuktikan statement saya di atas semakin banyaknya sampah setiap tahunnya dan jika kita semua mau berkata jujur, masih sangat banyak masyarakat yang membuangnya sembarangan tanpa memikirkan akibat dari apa yang mereka lakukan.

Mengutip data dari Kementrian Linkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa pada tahun 2019, jumlah sampah di Indonesia mencapai 68 Juta Ton. Dari jumlah tersebut, sampah plastik mencapai angka 9,52 Juta Ton atau sekitar 14% dari jumlah keseluruhan. Dihitung dari jumlah total penduduk Indonesia, maka dalam satu hari  setiap individu menghasilkan 0,7-0,8 Kg, jumlah yang lumayan fantastis. 

Temuan lain dari  data Jambeck tahun 2015 Bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Republik Rakyat Cina (RRC) sebagai penyumbang sampah plastik  ke laut sebesar 187,2 Juta Ton. Mungkin jika Jambeck merilis data mutaakhir pada tahun ini atau 2020 mendatang, maka jumlah sampah plastik yang terbuang ke laut akan semakin lebih besar.

Paparan hasil riset di atas, wajib kiranya menjadi bahan refleksi dan evaluasi bersama bahwasanya diakui ataupun tidak, manusia adalah mahluk yang menciptakan degradasi dan kehancuran lingkungan bagi kehidupannya sendiri. Tugasnya sebagai pemimpin di bumi "khalifah fil ardh" telah dikalahkan oleh hawa nafsu dan keserakahan. Tidaklah berlebihan jika dikatakan dengan tangan mereka sendirilah yang memantik bencana dan mala petaka terjadi, sehingga menyulut duka dan nestapa  bagi kehidupan mereka sekarang maupun yang akan datang .

Menurut Munadjad Danusaputro (1985), Lingkungan yang mengalami kerusakan disebabkan oleh penambahan bermacam-macam bahan dan materi sebagai hasil dari aktivitas manusia ke lingkungan dan biasanya memberikan pengaruh yang berbahaya terhadap lingkungan tersebut.

Problematika sampah merupakan satu dari beberapa faktor pencemaran lingkungan yang perlu diberi perhatian khusus. Dalam aktivitas sehari-hari, kita tidak bisa mengelak bersinggungan dengan hal ini. Lazimnya setiap orang menganggap sampah adalah sesuatu yang menjijikkan dan tidak berguna, padahal dari perspektif lain tidaklah demikian.

Baik sampah organik maupun anorganik sama-sama mempunyai manfaat bilamana kita melihat dari sudut pandang lain. Tinggal bagaimana pikiran dan tangan kreatif kita yang bekerja, bukan bertahan dengan mindset monoton dan pasif seperti yang dilakukan kebanyakan orang pada umumnya.

Sampah organik merupakan sampah yang bisa diuraikan oleh bakteri "dekomposer", sehingga tanpa perlakuan yang lebih pun, sampah ini bisa hilang dengan sendirinya. Namun tidak cukup sampai di situ bila kebermanfaatan yang lebih ingin didapat. Meskipun bisa terurai dengan sendirinya, ada beragam manfaat dari sampah jenis ini seperti: bahan untuk pupuk organik, fermentasi pakan ternak, media penghasil energi listrik dan energi-energi ramah lingkungan yang lain.

Pupuk organik yang dihasilkan dari sampah ini, akan membuat tanah menjadi lebih subur, tidak ada efek samping dari penggunaanya jika dibandingkan dengan pupuk-pupuk kimia, karena komponen penyusunnya yang berupa Karbon, Hidrogen dan Oksigen tidak memiliki dampak negatif bagi tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun