Dari Layar Sutra hingga Piksel Digital: Kisah Panjang Donghua, Animasi Kebanggaan Tiongkok
Medan, 5 Mei 2025 - Di tengah gemerlap industri animasi global yang didominasi oleh Jepang dan Amerika Serikat, terselip sebuah permata yang kian bersinar: Donghua (), animasi khas Tiongkok. Lebih dari sekadar hiburan, Donghua menyimpan jejak sejarah panjang, evolusi budaya, dan semangat inovasi yang patut untuk disimak. Perjalanan Donghua, dari akar tradisional hingga popularitas mendunia saat ini, adalah sebuah narasi menarik tentang ketahanan seni dan adaptasi teknologi.
Akar Donghua dapat ditelusuri jauh ke belakang, bahkan sebelum istilah "animasi" itu sendiri populer. Pada awal abad ke-20, seniman Tiongkok mulai bereksperimen dengan teknik-teknik animasi sederhana. Film animasi pertama yang diakui secara luas adalah "Uproar in the Studio" () yang dirilis pada tahun 1926. Karya pionir ini, meskipun masih kasar dalam teknik, menandai lahirnya sebuah bentuk ekspresi visual baru di Tiongkok.
Era berikutnya menyaksikan perkembangan yang signifikan, terutama di bawah kepemimpinan Wan bersaudara (Wan Laiming, Wan Guchan, Wan Chaochen, dan Wan Dihuan). Mereka dianggap sebagai bapak animasi Tiongkok, menghasilkan karya-karya klasik seperti "Princess Iron Fan" () pada tahun 1941. Film ini, yang terinspirasi dari novel klasik "Journey to the West" (), tidak hanya memukau penonton domestik tetapi juga mendapatkan pengakuan internasional, bahkan disebut-sebut menginspirasi Walt Disney dalam pembuatan "Snow White and the Seven Dwarfs".
Setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, industri animasi mendapatkan dukungan negara. Studio Film Animasi Shanghai () menjadi pusat produksi, menghasilkan berbagai film animasi berkualitas tinggi dengan gaya seni yang khas Tiongkok, sering kali mengadaptasi cerita rakyat, mitos, dan legenda tradisional. Karya-karya seperti "Havoc in Heaven" (, 1961-1964), yang juga diadaptasi dari "Journey to the West", menjadi ikon dan terus dikenang hingga kini karena visualnya yang memukau dan penceritaannya yang menarik.
Namun, perkembangan Donghua sempat mengalami pasang surut. Liberalisasi ekonomi dan masuknya animasi asing pada akhir abad ke-20 membawa tantangan baru. Industri animasi Tiongkok perlu beradaptasi dengan selera pasar yang berubah dan persaingan global yang semakin ketat.
Kebangkitan Donghua yang kita saksikan saat ini adalah hasil dari investasi besar, kemajuan teknologi digital, dan munculnya generasi baru animator yang berani menggabungkan elemen tradisional dengan gaya modern. Platform daring dan media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan popularitas Donghua ke khalayak yang lebih luas, tidak hanya di Tiongkok tetapi juga di seluruh dunia.
Saat ini, berbagai genre Donghua bermunculan, mulai dari adaptasi novel web populer (seperti Douluo Dalu dan The King's Avatar), kisah fantasi dan xianxia (), hingga drama romantis dan komedi. Kualitas animasi yang semakin meningkat, narasi yang kaya, dan karakter-karakter yang menarik telah berhasil menarik perhatian jutaan penggemar.
Perjalanan panjang Donghua adalah cerminan dari sejarah dan budaya Tiongkok itu sendiri. Dari eksperimen awal di layar sutra hingga animasi 3D yang memukau di layar digital, Donghua terus berkembang dan menemukan tempatnya di panggung animasi global. Kisahnya adalah bukti bahwa warisan budaya yang kuat, dipadukan dengan inovasi dan semangat pantang menyerah, dapat menghasilkan karya seni yang abadi dan dicintai.
Referensi:
1.Lent, John A. Animation in Asia and the Pacific. University of Luton Press, 2001.Â