Mohon tunggu...
Jerantau
Jerantau Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa aktif jurusan ilmu sejarah Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggali Jejak Sejarah: Kesawan Square sebagai Destinasi Warisan Budaya di Medan

21 April 2025   18:33 Diperbarui: 21 April 2025   18:33 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menggali Jejak Sejarah: Kesawan Square sebagai Destinasi Warisan Budaya di Medan

Oleh: Jerantau

Medan, April 2025 --- Kawasan Kesawan Square di Jalan Ahmad Yani, Medan, menyimpan segudang cerita sejarah dan budaya yang belum sepenuhnya tergali. Sebuah penelitian terbaru dari Jurnal Akomodasi Agung mengungkap potensi besar kawasan ini sebagai destinasi Cultural Heritage Tourism, menggabungkan keindahan arsitektur kolonial, akulturasi budaya, dan kisah masa lalu yang memikat.

 Kesawan: Saksi Bisu Kejayaan Medan

Kesawan Square, yang terletak di Kelurahan Kesawan, Medan Barat, merupakan salah satu kawasan tertua di kota ini. Sejak era Hindia Belanda, kawasan ini dikenal sebagai pusat Pecinaan terbesar di Kerajaan Melayu Deli. Bangunan-bangunan tua seperti Rumah Tjong A Fie, Caf Tip Top, dan Stasiun Kereta Api Medan menjadi bukti nyata kejayaan masa lalu.

Rumah Tjong A Fie, misalnya, dibangun pada tahun 1900 dengan perpaduan arsitektur Tionghoa, Eropa, Melayu, dan art-deco. Kini, bangunan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan menjadi destinasi wisata yang menawarkan edukasi tentang kehidupan Tjong A Fie serta akulturasi budaya Melayu-Tionghoa. Sementara itu, Caf Tip Top yang berdiri sejak 1934 masih beroperasi hingga kini, menjadi saksi bisu perkembangan kuliner dan sosial di Medan.

 Potensi yang Belum Tergarap Optimal

Meski kaya akan sejarah, Kesawan Square belum dikelola secara maksimal sebagai destinasi wisata berbasis warisan budaya. Penelitian yang dilakukan oleh Lyandru Togumulia Tambunan dan Nirwaty Tarigan dari Akademi Pariwisata dan Perhotelan Darma Agung menyoroti beberapa tantangan, seperti:

1. Minimnya informasi wisata: Wisatawan yang datang ke Kesawan umumnya hanya untuk berbelanja atau kuliner, tanpa menyadari nilai sejarah di balik bangunan-bangunan tua.

2. Fasilitas yang belum terintegrasi: Meski memiliki sarana seperti restoran, bank, dan transportasi, kawasan ini belum memiliki pusat informasi pariwisata atau pemandu wisata yang memadai.

3. Kebijakan yang perlu diperkuat: Walikota Medan telah mencanangkan Kesawan sebagai kawasan heritage dan kuliner, namun kolaborasi antar-pemangku kepentingan masih perlu ditingkatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun