Mohon tunggu...
Ahmad Nuril Mustofa
Ahmad Nuril Mustofa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder Yayasan Pesantren Alam Nusantara Kota Batu

Menulis adalah secercah harapan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nafkahi Hobi Lupakan Tugas Suami

5 Januari 2020   23:00 Diperbarui: 5 Januari 2020   22:56 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas suami memang sudah sepatutnya menafkahi istri dan keluarga, tak jarang prahara rumah tangga muncul akibat kurangnya nafkah dzohir maupun batin dari seorang suami, akibatnya istri bersikap semaunya sendiri dan berani kepada suami.

Hobi sendiri merupakan anugrah pemberian sang Kuasa, bahkan hobi bisa jadi mendatangkan rizqi jika kita mampu memoles hobi dengan sungguh sungguh dan penuh perjuangan. Hal ini sudah banyak yang membuktikan akan kebaikan dari hobi yang menjadi percepatan rizqi.

Disisi lain hobi malah menjadikan suami luoa akan kewajiban dan tugas pokok sebagai kepala rumah tangga yang terbebani banyak tanggung jawab dan kewajiban di pundaknya.

Seperti halnya hobi yang dituntut harus mengeluarkan uang untuk menafkahi hobi iu agar bisa terjaga dan bisa menghasilkan uang. Contoh konkrit hobi memelihara burung, banyak fakta seorang suami pergi ke warung klontong hanya sebatas membeli kangkung dan jagung, padahal untuk memasak didapur sengaja dilupakan demi hobi yang bukan menjadi kewajibannya sebagi seorang suami.

Nafkah yang diberikan kepada hobinya juga melebihi nafkah yang diberikan kepada keluarganya. Apakah hal ini dibenarkan dalam ajaran agama dan negara kita? Sebagai seorang istri harap bersabar jika memiliki suami yang modelnya begini. 

Fenomena suami lupa diri sepertinya banyak ditemuai saat ini. Alasan utamanya karena suami lebih me nomor satukan hobi dari pada keluarga yang menunggu untuk di nafkahi. 

Ada yang menghabiskan waktunya karena hobi memancing, seharian dikolam pemancingan padahal belum tentu pulang mendapatkan banyak ikan, ujung ujungnya malah beli dipasaran. Ada juga sebagian suami yang sudah merasa paling islami yang hobi dakwah sampai jarang pulang ke rumah dengan alasan Tabligh berkeliling ke masjid masjid.

Pulanglah wahai suami, istri dan keluarga menunggu bukti cinta yang telah terucap disaat ijab qobul kau lafadzkan. Jangan kau korbankan istri demi hobi yang belum jelas arah dan tujuannya.

Mari bersama sama kita doakan agar para suami diberikan kesadaran untuk melakukan tugas utamanya sebagai suami yang harus menafkahi istri. Jangan jadikan hobi sebagai istri ke 2 mu yang mengurangi energi untuk menafkahi istri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun