Mohon tunggu...
Ahmad Muttaqillah
Ahmad Muttaqillah Mohon Tunggu... Dosen - Berjuanglah menuju persatuan dan kesatuan

Praktisi Pendidikan MP UIN Jakarta Dosen Luar Biasa UMJ/UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Idul Fitri di Tengah Covid-19

10 Mei 2021   18:56 Diperbarui: 19 Mei 2021   08:34 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi kaum muslimin. Usai mengerjakan puasa Ramadan satu bulan penuh, maka telah diraihlah kemenangan.  Selama satu bulan menahan lapar dan dahaga, menahan hawa nafsu syaitan, dan menjauhi segala perbuatan keji dan kemunkaran. Hal ini dilakukan tak lain adalah untuk meraih kemenangan dan ketakwaan. Ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta alam, yaitu Allah Swt.

Idul fitri saat ini adalah idul fitri yang memiliki keistimewaan. Keistimewaannnya yaitu berpuasa di tengah pandemi Covid-19. Keadaan ini terjadi di mana-mana di seluruh dunia.

Sudah dua dua Ramadan pendemi Covid-19 belum berlalu. Hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan menjaga kebersihan. Kedua faktor gaya hidup masyarakat yang mengabaikan penyebab pandemik yang lebih luas.

Maka semua yang terjadi adalah ulah perbuatan dosa manusia sendiri, yang selalu merusak karena berangan-angan untuk mencari kesenangan dunia semata. Endingnya adalah memperoleh kesenangan yang memperturutkan hawa nafsu perut dan bawah perut. Sehingga bencana pun datang di luar dugaan manusia.

Allah Swt berfirman dalam surat Arrum ayat 41, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Jelaslah bahwasanya orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah bukan penyebab dari sebuah bencana yang menimpa manusia di dunia ini, melainkan sebagai ujian belaka dari ulah manusia-manusia yang tidak beriman kepada Allah, yang selalu mencari kesenangan hidup dunia, rakus, serakah, ingin berkuasa, dan sebagainya. Akhirnya bencana datang menimpa semuanya.

Bagi orang-orang yang beriman peristiwa seperti ini adalah ujian terhadap keimanan kepada Allah. Apakah dengan ujian ini tetap beriman, pasrah, dan bertakwa kepada-Nya ataupun sebaliknya?

Allah Swt berfirman dalam surat Albaqarah ayat 155, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Lebaran kali kedua ini pada 2021, bencana Covid-19 menyebabkan sebagian besar masyarakat tak dapat bersilaturahmi ke kampung halaman sebagai tempat kelahiran untuk berbagi kepada saudara-saudara. Sebagian besar orang tak dapat berjumpa dengan kakek, nenek, dan sanak saudara, serta teman sejawat lama.

Inilah cobaan yang dialami kebanyakan masyarakat muslim. Apakah menjadi orang yang bersabar atau sebaliknya. Di sinilah ujian atau cobaan baru memiliki makna apabila disikapi secara bijaksana yaitu dengan kesabaran. Bahwasanya Allah bersama-sama orang yang sabar.

Seperti dalam firmannya dalam surat Azzumar ayat 10, “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Pada tahun ini tidak semua orang dapat mudik lebaran karena Covid-19. Untuk mencegah penularan Covid-19, pemerintah melarang masyarakat untuk mudik. Jadi semua diingatkan bahwa ancaman Covid-19 belum kunjung surut di negeri tercinta ini.

Hikmah Ujian Covid-19 adalah pertama, pemerintah telah memeberikan  bantuan moral dan finansial dari kota sampai ke desa Hal itu telah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah, karena sebagai tangung jawabnya.

Hikmah kedua adalah ketika  tidak mudik lebaran, setidaknya menghemat pengeluaran ongkos perjalanan. Adapun sedekah yang hendak  disampaikan ke kampung halaman dapat dikirim lewat jasa pengiriman yang ada di lingkungan kit, atau bersedekah dengan orang terdekat.

Hikmah ketiga adalah terjaminnya keselamatan perjalanan, karena tak pergi pulang kampung. Segala resiko yang terjadi di perjalanan akan terhindar.

Hikmah keempat, tentu saja, penularan Covid-19 dapat dijauhkan, setidaknya dapat diminimalisir.

Namun demikian peran masyarakat baik pribadi maupun bersama-sama harus peduli terhadap pandemi ini, dengan menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan membantu sesama yang mendapatkan penderitaan. Jadi persoalan ini harus diatasi secara bersama-sama, baik pemerintah maupun masyarakat.

Bagi orang-orang yang beriman, Ramadan adalah sebagai momentum untuk memohon ampun, dan meraih rido Allah Swt agar dibebaskan dari segala bencana yang melanda, serta balasan kehidupan dunia dan akhirat agar menjadi makhluk yang mulia di sisi-Nya.

Ampunan telah sampai kepada manusia bagi orang-orang yang menyempurnakan ibadahnya selama Ramadan. Sehingga amalan-amalan Ramadan dapat dilanjutkan pada saat di luar Ramadan. Tindakan berkelanjutan itu adalah sebagai pengejawantahan ketakwaan kaum muslimin kepada Allah Swt, karena dengan takwa semua dapat diraihnya.

Seperti difirmankan oleh Allah Swt, dalam surat Al-Araf ayat 96, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun