Mohon tunggu...
Ahmad Muthohhar
Ahmad Muthohhar Mohon Tunggu... Petani - PGMI Vc

Tetap berusaha dan berdoa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah MI

29 Januari 2021   08:54 Diperbarui: 29 Januari 2021   09:06 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam keidupan sehari-hari banyak orang menafsirkan dan memandang bawa kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan dan wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh usahawan, namun juga oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif dimana mencakup semua pekerjaan baik swasta maupun pemerintahan. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.

Kewirausahaan didalam pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus-menerus yang dilakukan pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu. Jiwa kewirausahaan yang merupakan bagian dari ranah afektif perlu ditanamkan pada siswa. Oleh karena itu kewirausahaan dalam pendidikan adalah seorang individu yang berani mengembangkan usaha dan ide barunya untuk memperbaiki kualitas hidup yang diintergrasikan dalam pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan seperti ekstrakurikuler, pembelajaran sebuah mata pelajaran yang diintegrasikan dengan kewirausahaan. Guru dan kepala sekolah harus mampu mengintegrasikan pembelajaran afektif (pendidikan kewirausahaan) dalam pembelajaran kognitif dengan berbagai pendekatan dan metode mengajar. Tulisan ini pertama kali akan membahas mengenai perngertian kewirausahaan dan pendidikan, lalu membahas pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam pendidikan MI.

Kewirausahaan baru mulai terkenal dalam kosa kata dunia usaha atau bisnis pada tahun 1980-an, walaupun istilah kewirausahaan telah muncul pada abad ke-18 ketika ekonom Perancis Richard Cantillon mengaitkan entrepreneur dengan aktivitas menanggung resiko dalam perekonomian. Menurutnya, entrepreneur adalah "agent who buys means of production at certain pricesin order to combine them".
Kewirausahaan adalah akronim dari: Kreatif, Enerjik, Wawasan Luas, Inovatif,Rencana Bisnis, Agresif, Ulet, Supel, Antusias, Hemat, Asa, Antusias, Negosiatif. Dari akronim tersebut terlihat bahwa kewirausahaan mengajarkan cara-cara berfikir kreatif, inovatif, positif, dan menggerakkan hati nurani untuk lebih proaktif, perubahan, mendorong keingintahuan, ulet, gigih, berani mengambil resiko untuk melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan akan tetapi akan membawa nilai tambah serta keuntungan yang lebih besar.
Drucker (1993) menjelaskan kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung makna bahwa entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Suryana (2003) menjelaskan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui aktivitas berfikir kreatif dan inovatif.
Selanjutnya Suryana menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda melalui:
1. Pengembangan teknologi baru.
2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru.
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada.
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak.
 Teori Kewirausahaan diantaranya adalah:
Teori ekonomi. Teori ini menyatakan bahwa entrepreneur akan muncul dan berkembang kalau ada peluang ekonomi.Tokoh pada aliran ini antara lain Cantilon, Schumpter, Leibenstein dan Broehl.

Teori sosial. Teori ini menyatakan bahwa warisan sosial merupakan salah satu penentu utama dalam kewirausahaan maka dalam mengembangkan usaha suatu masyarakat tertentu harus dipertimbangkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang mempengaruhi serta harus melakukan rekayasa-rekayasa sosial untuk meluruskannya. Teori ini didasari atas adanya perbedaan tanggapan atas berbagai kelompok sosial seperti ras, suku, agama, dan kelas sosial. Tokoh pada aliran ini adalah Max Weber dan Hagen.

Teori psikologi. Teori ini menyatakan bahwa suksesnya seorang entrepreneur tidak tergantung pada keadaan lingkungan, tetapi pada faktor kepribadian. Dalam teori ini dikatakan bahwa hubungan antara prilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) sangat erat. Kebutuhan untuk berprestasi terbentuk pada masa anak-anak antara lain melalui isi bacaan untuk anak-anak sekolah dasar. Oleh sebab itu kebutuhan untuk berprestasi harus ditanamkan sejak usia dini. Tokoh dalam teori ini David Mc.Clelland.

Teori prilaku. Teori ini menyatakan bahwa prilaku seorang entrepreneur adalah hasil dari sebuah kerja yang berlandasakan pada konsep dan teori bukan karena sifat kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi. Jadi menurut teori ini kewirausahaan dapat diperlajari dan dikuasai secara sistematis, sistematik dan terencana.

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan Kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan, intensi/niat dan kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dengan di wujudkan dalam prilaku kreatif, inovatif dan berani mengelola resiko.
Pendidikan kewirausahan harus diberikan sejak anak masih sekolah dasar, sehingga jiwa pengusahanya cepat muncul, Karena jika telah dilatih sejak kecil maka jiwa kewirausahaannya akan lebih kuat, sehingga saat lulus menjadi sarjana bisa membuka lapangan kerja sendiri.
Sementara dalam kenyataan, banyak lulusan sarjana tidak punya pekerjaan, dan tidak ada alternatif untuk berwira usaha karena tidak dibekali kewirausahaan. Maka pentingnya pendidikan kewirausahaan harus diajarkan sejak dini atau Mi agar ketika selesai sekolah mereka sudah siap membuka usaha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun