Mohon tunggu...
Ahmad Jumadil
Ahmad Jumadil Mohon Tunggu... Fungsional Penata Kelola Pemilihan Umum dan Pemerhati Pemilu

Saya anak tertua dari dua bersaudara. Menjadi pelajar di Universitas Islam Bandung selama 4 tahun setengah sebelum memutuskan untuk pulang kampung dan bekerja di Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebangkitan Nasional di Bawah Bayang Premanisme

20 Mei 2025   08:00 Diperbarui: 20 Mei 2025   07:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lebih menghawatirkan lagi beberapa diantara organisasi-organisasi tersebut mendapat legitimasi dan perlindungan dari kekuasaan. Bahkan mereka seolah-olah menjadi aparat keamanan informal yang direstui kekuasaan sehingga masyarakat mau tidak mau harus menerima dan patuh terhadap keberadaan mereka.

Di satu sisi, negara memberikan jaminan atas kebebasan berserikat dan berkumpul namun di sisi lain terdapat celah hukum yang di gunakan oleh oknum kelompok tertentu menyalahgunakan organisasi untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.

Pakar sosiolog dari UGM, Dr. Suprapto dalam sebuah wawancara menyebut bahwa organisasi yang kehilangan misi idealnya akan mudah dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan pragmatis. Saat kontrol sosial lemah, organisasi bisa berubah dari sarana perjuangan menjadi sarana dominasi.

Dalam konteks hari Kebangkitan Nasional, kita harus kembali merefleksikan bahwa organisasi didirikan untuk cita-cita yang sangat mulia yaitu menyejahterakan rakyat Indonesia. Berbeda dengan kenyataan saat ini, banyak organisasi yang justru menjadi ketakutan masyarakat maka bisa dikatakan bahwa ini adalah sebuah pengkhiatan terhadap bangsa dan negara.

Kebangkitan bangsa adalah proses yang akan terus berulang setiap tahunnya. Tentunya kita tidak ingin setiap tanggal 20 Mei kita terus membicarakan hal yang sama. Untuk itu momentum hardiknas tahun ini hendaknya benar-benar kita manfaatkan memalui Tindakan nyata yaitu menolak intimidasi, premanisme dan nilai-nilai keadapan.

Sudah saatnya negara bertindak lebih tegas, yaitu tidak hanya melindungi hak untuk berorganisasi tetapi juga memastikan bahwa organiasi tidak menjadi tameng untuk Tindakan sewenang-wenang.

Hari kebangkitan nasional bukan hanya soal sejarah tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga martabat bangsa hari ini dan masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun