Mohon tunggu...
Ahmad Irso Kubangun
Ahmad Irso Kubangun Mohon Tunggu... Jurnalis - Pribadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Komunikasikan apa yang di katakan untuk di kerjakan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Food Estate "Jahat"? Masa Iya?

22 Maret 2021   14:52 Diperbarui: 26 Maret 2021   10:53 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya pikir pernyataan organisasi Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) yang menyebut program Food Estate jahat sangat irasional. Apa yang disampaikan Walhi sejatinya dilatari emosional semata, bukan berdasar data.

Penulis sepakat bahwa saat ini terjadi penggundulan hutan secara membabi buta di sejumlah daerah akibat ulah korporasi 'hitam' yang tak bertanggung jawab. Tetapi, jangan kemudian hal ini dikaitkan dengan Food Estate.

Misi Food Estate jelas, yakni bagaimana menyediakan pangan untuk bangsa. Artinya tujuannya bukanlah untuk bisnis apalagi meraup untung. Tapi Untuk masyarakat Indonesia agar tidak lagi ketergantungan kepada impor.

Yang harus didorong adalah ketegasan dalam menyelesaikan persoalan praktik hitam penggundulan hutan akibat ulah korporasi. Sementara food estate sendiri tentu telah melalui kajian yang matang dan komprehensif.

Penulis memahami terkait kegelisahan Walhi, terutama soal Peraturan Menteri LHK Nomor P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 tentang Penyediaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food Estate, yang dinilai akan memperkuat dominasi korporasi terhadap kawasan hutan Indonesia.

Nah, disnilah peran masyarakat dan lembaga pemantau untuk mengawalnya. Tidak kemudian langsung menuding bahwa program food estate jahat apalagi membahayakan.

Kita harus melihat persoalan food estate secara bijak dan jeli. Sejak awal, program ini diperuntukan memang untuk masyarakat. Untuk menjamin bahwa ketersediaan pangan ke depan bisa dipenuhi oleh negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun