Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jika Bayi Batuk Pilek, Apa yang Harus Dilakukan?

8 Maret 2016   09:38 Diperbarui: 8 Maret 2016   10:40 7176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bayi dibedong, foto pribadi"][/caption]Kemarin pagi, kami membawa bayi kami yang belum berumur 2 bulan ke dokter. Sudah dua malam, bayi kami menderita batuk dan pilek. Tadinya kami berusaha agar tidak pergi ke dokter, karena kata orang, bayi yang baru lahir sebaiknya tidak diberi obat, namun setelah berbagai cara kami lakukan sebagai altenatif mengobati tanpa obat tidak memberikan hasil maksimal, akhirnya kami pergi juga ke dokter. Dokterpun memberikan obat racikannya.

Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi mengenai tindakan apa saja yang kami lakukan sebelum bayi kami bawa ke dokter, saat bayi terkena batuk pilek. Alhamdulillah batuk pilek yang diderita tidak menimbulkan demam. Kami curiga batuk pilek ini mirip dengan yang dialami oleh kakaknya yang alergi terhadap cuaca (turunan dari saya yang memang alergian). Kebetulan cuaca di daerah Serpong hujan terus setiap malam selama beberapa hari terakhir, yang menyebabkan hawa cukup dingin bagi bayi. Berikut adalah beberapa hal yang kami lakukan untuk mengurangi batuk pileknya.

Yang pertama. Bayi dibalur minyak telon agar hangat. Jika perlu gunakan balsam untuk bayi yang fungsinya untuk melegakan pernafasan. Balsam ini lebih mirip cream, bisa didapat di apotek terdekat.

Kedua, bayi dibedong. Itu untuk menciptakan hawa yang hangat bagi bayi dan tidur yang nyenyak. Jika bedong terlepas, segera rapikan dan rapatkan lagi agar bayi tidak gampang terbangun.

Ketiga. Bayi kami bersihkan lubang hidungnya, dengan menggunakan kapas kecil yang agak basah untuk membersihkan lendir keringnya atau dengan dihisap lendir basahnya melalui lubang hidungnya dengan mulut kita, sehingga pernafasannya lebih lega dan lancar. Lendir yang kita hisap selanjutnya dengan cepat kita buang dengan menggunakan tisu.

[caption caption="Memanaskan air untuk uap air, foto pribadi"]

[/caption]Keempat. Kami gunakan uap panas dari air yang dimasak mendidih. Dengan uap panas itu, hidung bayi yang terkena pilek akan lebih lega sehingga napasnya lebih enak. Air yang dimasak mendidih kami taruh di dalam ember kemudian bayi digendong ibunya yang duduk di dekat ember. Biarkan bayi menghirup hawa hangat dari air panas itu. Insya Allah bayi akan nyenyak tidurnya.

Kelima. Kami rendam handuk di air panas, kemudian kami taruh di dekat bayi di atas tempat tidur yang dialasi dengan kain perlak sehingga bayi dapat menghirup hawa panasnya. Itu akan membantu melegakan napasnya. Kami jaga agar supaya air rendaman di handuk tidak membasahi seprai kasur bayi.

Keenam. Pada pagi hari kami jemur bayi kami di bawah sinar matahari, sehingga bayi mendapatkan kehangatan plus berbagai keuntungan yang didapat dari sinar matahari pagi (kata dokter manfaatnya banyak menjemur bayi di pagi hari). Kurang lebih 15 sampai 20 menit cukup.

Ketujuh. Bayi terus diberi ASI karena ASI penting untuk asupan dan cairan bagi bayi, yang kemudian penting untuk menjaga suhu tubuh bayi. Menjaga bayi agar terus semangat minum ASI juga harus dilakukan. Jangan sampai bayi kehilangan semangat untuk minum ASI.  

Namun, apa yang kami lakukan di atas ternyata tidak cukup kuat untuk meredakan batuknya. Alhamdulillah pilek mendingan, tetapi batuk masih saja ada. Harus diakui, beberapa hal menjadi kendala dalam usaha-usaha yang kami lakukan, seperti sinar matahari pagi jarang didapat dalam beberapa hari terakhir. Baru kemarin pagi saja, hari-hari sebelumnya cuaca mendung atau hujan rintik-rintik. Kemudian, cuaca malam dengan hujan deras ternyata terlalu dingin bagi bayi, hanya sebentar saja dapat teratasi dengan uap panas yang sifatnya sementara, tidak sepanjang malam. Kami akui itu memang terkait dengan keterbatasan tenaga kami, yang juga cape dan mengantuk setelah seharian bekerja. (Memang enaknya kalau punya pemanas air sendiri di kamar mandi, kaya di hotel, uapnya bisa memenuhi seluruh kamar mandi, sepertinya pas untuk kehangatan bayi)

Ketika kami sedang berusaha meredakan batuk bayi kami, ada teman yang bilang, kalau mau mengobati bayi yang masih menyusui, ibunya saja disuruh minum obat, pasti ASInya akan mengandung obat tersebut, jadi bayi minum obat lewat ASI. Cuma saya ko ragu ya. Kemudian ketika bertemu dokter, hal itu sempat saya tanyakan. Kata dokter itu tidak sepenuhnya benar, mungkin akan ada kandungan obat tersebut dalam ASI namun untuk dosis yang tepat bagi bayi masih sangat kurang. Sedikit sekali dari obat yang diminum sang ibu akan terkandung dalam ASI.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun