Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memberi Pengalaman Belajar yang Menyenangkan kepada Guru!

15 Desember 2015   08:57 Diperbarui: 15 Desember 2015   16:05 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Guru mendapat mengalaman belajar menyenangkan, foto pribadi"][/caption]Belajar yang menyenangkan menjadi sebuah keharusan di sekolah. Guru harus dapat mewujudkannya sehingga siswa tidak bosan di kelas. Jika siswa tidak bosan artinya pembelajaran dapat dikatakan menarik dan menyenangkan. Apabila hal itu terjadi, disimpulkan guru sukses dalam menjalankan tugasnya. Namun kenyataannya, menjadikan kelas menyenangkan bukan perkara mudah. Bahkan ide menyenangkan pun masih banyak yang dipertanyakan oleh para guru. “Bagaimana sih belajar yang menyenangkan itu?”

Bisa saja terjadi, guru tidak tahu belajar yang menyenangkan karena tidak punya pengalaman mengikuti belajar yang menyenangkan. Pengalaman saya belajar sedari SD sampai SMA, seingat saya, jarang sekali mengalami belajar yang menyenangkan, sehingga saat ini ketika saya menjadi guru, terkadang saya bingung ketika disuruh untuk mengajar yang menyenangkan. Bagaimana tidak, punya pengalaman juga ga ada. Apalagi pelatihan yang diberikan dari dulu sampai sekarang, pada umumnya bersifat ceramah, guru didikte harus begini, harus begitu, harus menjadi guru yang bisa mengajar dengan menyenangkan, tetapi tidak ada contoh dan pengalaman. Yang memberi pelatihanpun kadang tidak menyenangkan, konvensional, kuno, dan hanya berteori saja. Kalau sudah begitu bagaimana bisa mengetahui pembelajaran yang menyenangkan seperti apa? Oleh karena itu, menurut saya, pelatihan bagi guru yang paling tepat saat ini harus bertujuan untuk memberi pengalaman pembelajaran yang menyenangkan pada mereka sehingga pada akhirnya tahu “O begini caranya mengajar yang menyenangkan!”

Nah bagaimanakan pelajaran yang menyenangkan? Menurut saya belajar yang menyenangkan adalah yang membuat siswa belajar dan bekerja aktif di kelas. Jadi siswa bergerak, guru hanya memberi arahan sebagai seorang fasilitator, mengawasi, dan memberi penilaian. Untuk memahaminya, baiknya saya langsung kepada penjabaran praktik kali ya karena kalau berteori terus nanti ga ngerti-ngerti, jadi sama saja, mubazir!  Saya akan jabarkan kegiatannya satu per satu yang menurut saya sangat umum dan standar untuk belajar yang menyenangkan.

Pertama, ubah susunan meja kursi menjadi posisi duduk berkelompok

[caption caption="Guru belajar berkelompok, foto pribadi"]

[/caption]Hal dasar yang dapat dilakukan oleh para guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan mengelompokkan siswa dalam kelas. Coba tinggalkan susunan meja-kursi yang konvensional. Tinggalkan meja kursi yang berderet depan ke belakang. Gunakan bentuk baru, yaitu dengan menyusun meja kursi berdasarkan kelompok-kelompok. Saya pikir ini mudah dilakukan. Luangkan sedikit waktu di awal untuk mengubah susunan meja dan kursi. Lalu tempatkan siswa dalam kelompok-kelompok. Kelompok kelompok itu berpindah tempat setiap harinya. Yang hari ini di sebelah kiri, besok di kanan, yang tadinya di depan besok di belakang. Insya Allah siswa tidak akan merasa tertekan dan bosan, karena mereka dapat saling melihat satu sama lain, mudah berkomunikasi antar mereka, dan mudah saling membantu dalam belajar. 

Kedua, bekerja berkelompok.


[caption caption="Guru berbagi tugas mencari informasi, foto pribadi"]

[/caption]Buat tugas untuk bekerja kelompok. Yang pertama dilakukan adalah mengelompokkan siswa, kemudian tiap siswa diberi tugas sehingga membutuhkan kerja sama kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok mereka. Misalnya, ada yang mencari informasi, ada yang menulis, dan ada yang menjadi juru bicara. Tugas itu kemudian diputar antar anggota kelompok di setiap topik yang berbeda, sehingga setiap siswa punya pengalaman bekerja berbeda. Dalam kerja kelompok akan muncul kebutuhan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran serta saling membantu.

Ketiga, membuat produk atau hasil kerja di tiap kegiatan

Setelah mengelompokkan siswa dan merancang kerja kelompoknya, langkah selanjutnya adalah menghasilkan produk dari kerja kelompok tersebut. Seminim-minimnya hasil kerja harus dapat diperlihatkan kepada kelompok lain, atau bahkan kelas lain. Cara mudahnya adalah kita siapkan kertas plano (karton) putih dan spidol, kemudian hasil kerja kelompok, misalnya kesimpulan, ditulis di kertas tersebut dan kemudian ditempel di kelas atau di tempat yang dapat dilihat teman-temannya. Rasa bangga dan senang akan muncul tatkala hasil kerja mereka dapat dipajang dan dibaca teman ataupun guru lainnya. Hasil kerja atau produk ini jika bisa menggunakan barang daur ulang itu lebih baik. Misalnya kertas plano putih kita ganti dengan kertas kalender yang besar, yang bagian belakangnya masih polos warna putih. Untuk alat tulis, jika siswa kita mampu, kita bisa bagi tugas, mereka membawa alat tulis, ada yang membawa gunting, ada yang membawa lem, dan ada yang membawa spidol.

Keempat, mempresentasikan hasil kerja.

[caption caption="Guru melakukan presentasi, foto pribadi"]

[/caption]Setiap kelompok harus mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Berbagai cara dapat dilakukan, namun umumnya ada dua cara. Pertama, setiap kelompok satu per satu mendapatkan kesempatan untuk tampil di depan kelas mempresentasikan hasil kerjanya, di mana kelompok lain menyimak presentasiinya dan bertanya selesai presentasi. Kedua, dengan cara berkeliling, caranya satu kelompok dengan perwakilannya singgah ke kelompok lain untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Begitupula kelompok lain, wakilnya melakukan presentasi di kelompok lainnya. Cara yang kedua ini membutuhkan waktu yang lebih singkat dari yang pertama. Penggunaannya disesuaikan dengan waktu yang kita punya.

Kelima, memperlihatkan hasil kerja atau mempraktekannya pada publik

[caption caption="Dipublikasikan, foto pribadi"]

[/caption]Guru harus punya ruang untuk menempelkan atau menampilkan hasil kerja atau produk siswa di depan publik. Jika hasil kerja merupakan produk harus ada show case atau bisa juga papan tempel. Jika merupakan penampilan, maka harus ada waktu untuk menampilkannya depan publik sehingga orang lain bisa melihatnya. Ini juga merupakan suatu cara mengejawantahkan teori ke dalam praktek. Jadi siswa tidak hanya berteori tetapi juga mempraktekannya, pemahaman pun mudah dilakukan.  

Keenam, mencairkan suasana (Ice breaking)

[caption caption="Guru menyegarkan diri, foto pribadi"]

[/caption]Seorang guru harus punya cara untuk mencairkan suasana, dari yang letih dan capek menjadi semangat kembali, dari yang bosan menjadi ceria kembali. Beberapa cara dapat dilakukan, seperti menari diiringi lagu dengan menggunakan tarian yang mudah dilakukan seperti tari anak ayam, menyanyi kepala pundak lutut kaki, dan lain sebagainya.  Cara lainnya adalah bernyanyi lagu yang memberi semangat, misalnya I have a dream – nya Westlife atau I believe I can fly nya Brian Mcknight, dan juga dapat dilakukan dengan cara menampilkan film yang lucu atau memberi semangat. Istirahat 5 menit akan mengubah suasana kelas, dari yang sudah mengantuk menjadi melek lagi.

Keenam aktivitas di atas menurut saya merupakan kegiatan standar yang dapat mewujudkan suasana kelas yang menyenangkan, dan dapat digunakan sebagai variasi pembelajaran. Untuk pelaksanaannya, guru harus berkoordinasi dengan sekolah terutama mengenai pengadaan bahan dan alat yang dibutuhkan. Syukur-syukur sekolah dapat memberikannya. Jika tidak guru harus menggunakan cara hemat, apakah dengan menggunakan barang daur ulang atau dengan bekerjasama atau berbagi dengan siswa dalam pengadaannya seperti dijabarkan di atas. Untuk pengembangannya, guru diharapkan dapat mencari inovasi lain yang sekiranya mudah dilakukan, tidak memberatkan, sesuai dengan waktu yang ada dan pastinya menyenangkan.

Untuk kegiatan memberi pengalaman yang menyenangkan seperti di atas tadi, bisa dilakukan sebagai sebuah pelatihan sebelum semester dimulai, seperti di akhir tahun ini atau di awal tahun depan. Pelatihan dilakukan dalam dua atau tiga hari. Kepala sekolah tidak harus menyewa tim pelatihan yang mahal (tetapi kalau ada uangnya ga masalah si) tetapi bisa dengan membentuk tim sendiri, terdiri dari 3 orang. Jika setiap semester dilakukan sebagai sebuah cara menyegarkan diri, maka tiga orang yang bertugas ini baiknya digilir sehingga pada akhirnya semua punya kesempatan dan pengalaman yang sama. Kemudian Kepala sekolah bersama para guru yang ikut pelatihan, sama-sama berkomitmen mengikutinya dengan baik.

Mengenai tema, sesuaikan dengan rumpun mata pelajaran mereka. Mereka pun duduk berkelompok berdasarkan rumpun mata pelajarn mereka, misalnya bahasa, IPA, IPS, Agama dan lain sebagainya. Pilih salah satu materi yang ada dalam kurikulum, kemudian jalankan keenam kegiatan di atas. Jadi setiap rumpun akan beraktivitas sama namun dengan topik yang berbeda sesuai masing-masing pelajaran. Paling tidak satu hari melakukan tiga kegiatan. Jadi dua hari bisa melakukan kegiatan, jika ada satu hari luang, maka kegiatan di hari ketiga atau hari terakhir adalah melakukan inovasi pembelajaran dan ditutup dengan refleksi diri. Kegiatan pelatihan ini akan membawa pengalaman bagi mereka sehingga ada gambaran bagaimana pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas.

Akhirul kalam, semoga berkenan dan pembelajaran di kelas semakin menyenangkan, semangat! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun